Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporkan jika Terjadi Pencemaran

Kompas.com - 23/11/2012, 10:50 WIB
Aufrida Wismi Warastri

Penulis

BATANGTORU, KOMPAS.com — Bupati Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu meminta masyarakat segera melaporkan jika merasakan terjadi keanehan pada limbah tambang emas PT Agincourt Resources yang dibuang ke Sungai Batangtoru, Desa Telo, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Di sisi lain, Syahrul mengingatkan agar perusahaan bertanggung jawab jika di kemudian hari pembuangan limbah di Sungai Batangtoru itu menimbulkan efek negatif, baik bagi kesehatan manusia maupun lahan pertanian. 

Syahrul mengutarakan hal itu saat pengambilan sampel air Sungai Batangtoru untuk diuji di laboratorium, Kamis (22/11/2012). Pengambilan sampel itu merupakan hasil rapat koordinasi pimpinan daerah Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, menanggapi kerusuhan akibat penolakan warga atas pembuangan limbah ke Sungai Batangtoru, Oktober lalu.

Presiden Direktur G Resources Tambang Martabe Peter Albert menjamin air sisa produksi aman bagi lingkungan dan berjanji akan selalu mengeluarkan air yang bersih. Ia berharap tambang emas tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga warga dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara.

Saat pengambilan sampel, Bupati Tapanuli Selatan mengirim timnya di lokasi tambang untuk memastikan bahwa air yang dibuang memang air limbah sisa proses produksi. Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Syahrul, Peter, dan beberapa pejabat Provinsi Sumut bahkan meminum seteguk air sisa produksi perusahaan tambang itu untuk membuktikan bahwa air aman dikonsumsi.

Menurut Syahrul, limbah  tiga bulan sekali diambil sampelnya untuk diteliti di laboratorium.

Gatot mengingatkan supaya perusahaan selalu melibatkan stakeholder dalam mengambil kebijakan. Selain itu, tidak menabrak kearifan lokal di masyarakat. Ia berharap koordinasi bisa berjalan baik sesuai masa kontrak karya, 30 tahun ke depan. "Dinamika yang terjadi selama ini lebih karena  kurang komunikasi saja," ujar Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com