Peluncuran mobil Esemka dilakukan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sekaligus mengabarkan kepada publik bahwa mobil itu telah lulus uji emisi dan dapat sertifikat uji tipe kendaraan sebagai syarat produksi massal. Kini, proses selanjutnya menunggu terbit surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dari kepolisian.
Mobil Esemka Rajawali kini tampil dengan desain lebih ramping dan aerodinamis karena bobotnya menyusut menjadi 1.300 kilogram dari semula 2.200 kilogram. Tampilan interior mobil bermesin 1.500 cc ini juga lebih rapi dan elegan. Demikian pula dengan Esemka Bima yang
”Ada lebih dari 200 vendor dan pemasok untuk suku cadang. Industri atau usaha kecil dan menengah ini juga bermitra dengan SMK sehingga siswa punya kesempatan berpraktik,” kata Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park Gampang Sarwono.
Tahap awal, mobil Esemka akan diproduksi 100 unit tiap bulan, mulai tahun 2013. Komponen mesin mobil Esemka sebanyak 70 persen dibuat di dalam negeri. Untuk bagian badan dan lainnya, 50 persennya buatan lokal. Sisanya dikerjakan bekerja sama dengan produsen otomotif asal China, Chery.
”Kami membangun merek nasional, asli Indonesia. Kalau
Sabtu lalu, pengunjung pameran memadati lokasi. Mereka pun bisa melakukan uji kendaraan mobil-mobil produksi siswa SMK, seperti karya SMK Negeri 4 Jakarta berupa minitruk bermesin diesel hibrid dengan hidrogen. Mobil ini diklaim irit konsumsi bahan bakar.
Ada pula pengunjung yang antusias membeli mobil Esemka. ”Sejak belum uji emisi, saya sudah mendaftar ingin beli Esemka Rajawali karena produk nasional. Siapa yang akan memakai kalau bukan kita. Uangnya juga tak lari ke mana-mana, tapi ke kas negara,” kata pengunjung, Sugeng Haryadi (60), warga Solo.
Menurut Gampang, mobil Esemka Rajawali tipe sport utility vehicle (SUV) rencananya dibanderol Rp 140 juta lengkap dengan mesin pendingin, kantong udara, auto brake system, dan power