Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Ini Hidup dengan Usus Bocor Selama 7 Tahun

Kompas.com - 09/11/2012, 19:55 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Yuni Astuti (15), perempuan asal Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, harus menghabiskan masa remajanya terbaring di tempat tidur. Remaja ini menderita usus bocor selama kurang lebih tujuh tahun.

Kini, Yuni yang ditemani ibunya, Sumiayem (40), dirawat di Ruang Theresia 1 RS St Elisabeth Semarang. Sumiayem mengatakan, kelainan pada usus besar putrinya tersebut sudah dialami sejak usia delapan tahun. Ketika itu, gadis kelahiran 1 Juni 1997 itu merasakan sering sakit perut, susah buang angin, dan susah buang air besar.

Ia kemudian membawa putri pertamanya itu ke salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Ia mengatakan, di rumah sakit tersebut putrinya kemudian dioperasi hingga dua kali karena pada operasi pertama dinyatakan gagal. "Katanya ususnya bocor, lalu mondok 4 bulan, tetapi karena tidak ada biaya, saya bawa pulang untuk dirawat di rumah," katanya, Jumat (9/11/2012).

Dengan penyakitnya itu, Yuni pun terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya. Pasalnya, ia tidak leluasa untuk bergerak. "Untuk bergerak masih terbatas, makan harus makanan halus. Dan kalau buang air besar, ya keluarnya lewat perut, dari sela-sela jahitan," tuturnya.

Keinginan Yuni untuk bisa sekolah tetap tinggi. Oleh karena itu   saat disarankan untuk kembali dirawat, ia pun menyanggupinya. Sejak kurang lebih 11 hari, Yuni sudah menjalani perawatan di RS St Elisabeth, Semarang. Yuni yang bercita-cita menjadi guru ini mengaku masih tetap belajar dan membaca buku meski tidak sekolah.

Saat ini di perut Yuni telah terpasang kolostomi, yakni sebuah prosedur bedah untuk membuat pembukaan di antara usus besar dan bagian luar perut untuk memungkinkan pengosongan tinja ke dalam kantong penampung atau biasa disebut anus buatan. Setidaknya hal itu sedikit memberi harapan bagi Yuni meski ibunya mengaku masih kesulitan biaya karena sang ayah, Harto (48), hanya bekerja sebagai buruh.

"Saya hanya berharap anak saya bisa sembuh seperti sediakala, dan bisa sekolah lagi seperti teman-temannya," ujarnya lirih.

Kepala Humas RS St Elisabeth Semarang Probowatie mengatakan, saat ini pasien sudah ditangani secara intensif oleh dokter. Pihaknya juga sudah menyiapkan tim dokter untuk menangani Yuni. "Yang jelas, pasien sudah diterima di rumah sakit dan pasti kami rawat semaksimal mungkin," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com