Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: RI Harus Kembangkan Bibit Padi Tahan Banjir

Kompas.com - 31/10/2012, 17:01 WIB

MALANG, KOMPAS.com -  Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, peranan benih unggul sangat diperlukan untuk mencapai surplus beras 10 juta ton pada 2014-2015.

Dia mencontohkan, Filipina saat ini tengah mengembangkan bibit padi unggul yang tahan kekeringan.

"Seharusnya di Indonesia juga bisa dikembangkan bibit unggul tahan banjir atau air," kata Hatta di sela dialog dengan Kelompok Petani dan Nelayan Andalan (KTNA) seusai dikukuhkan sebagai ketua dewan pembina, di Malang, Rabu (31/10/2012).

Oleh karena itu, dia meminta agar kementrian Ristek bisa menciptakan varietas bibit-bibit unggul.

Terkait hal itu, Menristek Gusti Hatta menjelaskan, kementeriannya telah mengembangkan bibit unggul yang mampu menghasilkan 10 ton per hektare dari bibit biasa 6-7 ton. "Namun, penjualannya tidak bebas karena harus seizin Menteri Pertanian. Tapi telah kami ujicobakan benih tersebut," kata dia.

Pada kesempatan itu, Hatta juga mengungkapkan, bahwa pembelian beras oleh Bulog tahun ini bisa memecahkan rekor tertinggi yang dicapai pada 2009. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, maka beras yang dibeli Bulog harus mencapai 3,6 juta-3,7 juta ton. "Kalau sekarang sudah 3,4 juta ton beras yang dibeli Bulog, sedikit di bawah rekor tahun 2009," kata Hatta.

Ia meminta agar cadangan beras nasional bisa ditingkatkan secara bertahap menjadi 3,3 juta ton atau 10 persen dari total konsumsi beras nasional sebanyak 36 juta ton. Sekarang ini, pemerintah baru menargetkan upaya peningkatan cadangan beras sebanyak 2 juta ton pada akhir tahun nanti.

"Cadangan beras nasional sekarang 2,1 juta ton dan akan turun menjadi 1,2 juta ton setelah pemerintah membagikan raskin. Nah, saya meminta pada akhir tahun nanti harus ada dua juta ton," tegas Hatta.

Dia menambahkan, realisasi produksi padi secara nasional pada tahun ini justru lebih tinggi dari proyeksi angka ramalan. "Proyeksi tahun ini 3 persen tapi realisasinya 5 persen. Ini berarti produksi hanya kalah sedikit dari 2009 yang memang tinggi," kata Hatta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com