Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dicekam Kekhawatiran

Kompas.com - 23/10/2012, 01:44 WIB

Polisi memastikan pelaku peledakan bom adalah kelompok warga di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Poso, yang diduga terkait kelompok teroris. Dua polisi yang pekan lalu ditemukan tewas pun, yakni Brigadir Sudirman dan Brigadir Andi Sapa, sebelumnya diduga berkunjung ke desa ini.

Ledakan bom itu terjadi pukul 06.15 Wita saat sebagian warga mulai beraktivitas. Saat itu, pos polisi yang berada di jalur trans- Sulawesi ini dijaga Brigadir Dua Ruslan dan Brigadir Satu Rusliadi. Sebelum ledakan pertama, kedua polisi ini meninggalkan pos untuk sarapan di sebuah warung makan di seberang pos. Saat itulah ledakan dengan suara tidak begitu keras terjadi.

Keduanya lalu kembali ke bagian belakang pos yang menjadi sumber ledakan. Ketika itu, Muh Akbar, petugas satpam Bank BRI Cabang Poso, yang berkantor di dekat pos polisi itu, ikut melihat ke tempat ledakan. Namun, tidak berapa lama kemudian, ledakan kedua terdengar. Ledakan ini terdengar hingga radius 3 kilometer. Akibat ledakan ini, kedua polisi dan petugas satpam itu terluka.

Saat melakukan olah tempat kejadian, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Sulteng dan tim Laboratorium Forensik Polres Poso menemukan sebuah telepon genggam merek Samsung yang sudah berantakan. Selain itu juga ada potongan besi dan paku berukuran 2 sentimeter, plakban, dan sebotol kemasan minuman bersoda.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Soemarno, bom yang meledak di Poso itu memakai telepon genggam sebagai pengatur waktu. Penjelasan ini sejalan dengan informasi di lokasi yang menyebutkan, sesaat sebelum ledakan kedua, polisi melihat sebuah telepon genggam. Tak lama kemudian telepon itu berdering dan ledakan terjadi.

Di Jakarta, Senin, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menjelaskan, bom yang meledak di pos polisi di Poso itu merupakan bom rakitan. Selain ledakan bom, ada pula upaya pembakaran terhadap sebuah gereja. Namun, hal itu dapat cepat diatasi dan dipadamkan.

Boy menambahkan, ada upaya beberapa pihak dari luar Poso yang ingin melakukan provokasi di Poso dan membuat konflik. Karena itu, masyarakat di Poso diharapkan tak terprovokasi dan memercayakan penanganan kasus kekerasan itu kepada aparat kepolisian.

Aparat kepolisian, lanjut Boy, terus melakukan penyelidikan terhadap berbagai aksi kekerasan, seperti pembunuhan dua polisi, termasuk kejadian terakhir peledakan bom rakitan di pos polisi.

Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Eko Santoso menambahkan, ledakan bom itu merupakan upaya pengalihan isu terkait pengejaran pelaku yang diduga terkait serangkaian aksi teror di Poso. Ia memastikan pelaku adalah kelompok warga di Dusun Tamanjeka yang diduga terkait kelompok teroris. Dusun Tamanjeka juga diduga menjadi tempat pelatihan kelompok terlatih dan pelaku kekerasan.

”Pelaku pasti kelompok yang di Tamanjeka. Pelaku, di samping sebagai teroris, patut diduga sebagai pelaku penembakan di Poso, termasuk pembunuhan dua polisi dan beberapa kejadian lain. Munculnya peristiwa ini pasti ada kaitan dari sana karena pasti ada maksud untuk pengalihan isu dan memprovokasi masyarakat,” kata Eko.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com