Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Novel Diteror Setelah Kasus Simulator Mencuat

Kompas.com - 07/10/2012, 10:13 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Adik kandung Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Kepolisian RI (Polri), Haifdz Baswedan, menyampaikan pernyataan keluarga melalui jejaring sosial Facebook. Ia mengungkapkan, pihak keluarga menyatakan kecewa kepada Polri yang dinilai telah mengkriminalisasi Novel. Teror juga diterima keluarga Novel, yang menjadi Wakil Ketua Satgas Tim Kasus Simulator Korlantas Polri yang tengah ditangani KPK.

"Novel secara profesional melakukan runtutan kegiatan penggeledahan, penyidikan yang dari awal secara terang-terangan diteror dan diancam, baik saat melaksanakan tugasnya maupun di rumah," ungkap Hafidz dalam pernyataannya saat menceritakan keterlibatan Novel dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM.

Kompas.com telah meminta izin kepada salah satu saudara kandung Novel, Taufik Baswedan, untuk mengutip pernyataan Hafidz. Dikonfirmasi lebih jauh, Taufik membenarkan teror yang diterima Novel dan pihak keluarga. Teror itu dirasakan setelah mencuatnya kasus simulator. Kasus ini menyeret jenderal bintang dua, mantan Kepala Korlantas Polri Irjen Djoko Susilo dan masih dalam pengembangan KPK.

"Ya, ada teror. Setelah kasus simulator," ujar Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/10/2012) pagi.

Ia mengungkapkan, setelah kasus itu mencuat, rumah Novel dan ibunya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, sering difoto dan didatangi oleh orang tak dikenal. "Kalau kami sih sudah sadar dan siap bahwa ini risiko. Tetapi, karena ada ibu, jadi terganggu juga. Beliau kepikiran. Ibu saya enggak bisa dibegitukan," katanya.

"Kasihan ibu saya. Dulu, ibu saya tinggal di Semarang dan menjadi ibu asuh anak-anak Akpol (Akademi Kepolisian). Sampai-sampai, demi menampung anak-anak Akpol, kami kadang malah di luar rumah. Sekarang, ibu saya menangis dibikin polisi," lanjut Taufik.

Ibu Novel, yang berusia 60 tahun, juga tinggal di kawasan Kelapa Gading. Tak hanya sering diabadikan, di sekitar rumah juga sering ada orang-orang tak dikenal yang keliling mengamati. Selain itu, menurut Taufik, sopirnya juga pernah didatangi orang tak dikenal.

"Sopir saya pernah melihat ada orang foto-foto mobil dan tanya mau dijual berapa. Padahal, kami enggak niat jual. Kemudian, Ketua RT juga didatangin, bilang kalau adik saya (Novel) terima suap. Tanya tentang rumahnya, dulu beli harga berapa. Intinya, seperti mencari-cari celah kesalahan," paparnya.

Ia menekankan, pihak keluarga akan memberikan dukungan penuh kepada Novel. Saat ini, kata dia, adiknya dalam kondisi baik. Terakhir, pihak keluarga berkomunikasi melalui telepon pada Sabtu (6/10/2012) kemarin. 

Seperti diketahui, pada Jumat (5/10/2012) malam, Gedung KPK digeruduk aparat kepolisian yang akan menangkap Novel. Ia disebut terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap seorang tahanan pada tahun 2004. Saat itu, Novel bertugas sebagai Kasat Reserse Polda Bengkulu. Pihak Novel dan Pimpinan KPK menyatakan, kasus itu telah selesai. Sebagai atasan, Novel telah mengambil alih tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan anak buahnya. Atas kasus itu, ia telah mendapatkan hukuman disiplin.

Berita terkait polemik Polri dan KPK dapat diikuti dalam topik "Polisi vs KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Nasional
    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Nasional
    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    Nasional
    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Nasional
    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Nasional
    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Nasional
    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Nasional
    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    Nasional
    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    Nasional
    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Nasional
    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Nasional
    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

    Nasional
    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com