Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Rimba Krisis Identitas

Kompas.com - 05/10/2012, 23:55 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

PADANG, KOMPAS.com — Warga Suku Anak Dalam (SAD) yang berdiam di pedalaman Provinsi Jambi dan Sumatera Barat mulai dilanda krisis identitas. Maraknya eksploitasi hutan secara korporatif memaksa mereka terdesak keluar dari kawasan hutan.

Sementara pada sisi lain, komunitas orang rimba tersebut belum mampu hidup membaur dan berdampingan dengan kampung di desa sekitar hutan.

Beragam kesenjangan yang menghambat mereka untuk hidup berdampingan dengan masyarakat kampung, termasuk kendala sosial, budaya, dan ekonomi.

Demikian kesimpulan dari pemantauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli selama empat hari, sejak Selasa (2/10) - Jumat (5/10) di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Program tersebut melibatkan Partnership for Governance Reforms (Kemitraan) selaku pelaksana.

Manajer Program untuk Pengentasan Kemiskinan dan Pengelolaan Ekonomi dari lembaga Kemitraan, Ade Siti Barokah, menggarisbawahi fenomena berubahnya hutan rimba menjadi lahan sawit.

Padahal, hutan rimba itulah yang selama ini menjadi habitat dan tumpuan hidup komunitas SAD. Fenomena itu ditemukan di sejumlah lokasi sebaran komunitas SAD di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Hal yang hampir serupa juga dijumpai di Kenagarian Banai, Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Hanya saja, kondisi Dharmasraya relatif lebih aman dibanding di Sarolangun dan Merangin.

Komunitas SAD di Dharmasraya mendapatkan perlindungan dari pemerintah daerah dengan menyediakan lahan garapan seluas seratus hektar untuk 60-80 warga komunitas SAD.

Pemimpin salah satu dari dua komunitas SAD di Dharmasraya, Penyiram mengakui hutan rimba yang selama ini menjadi tempatnya berburu babi, kijang, dan labi-labi terncam menciut karena lahan karet.

"Kami tidak ingin sumber nafkah kami terganggu. Kami perlu interaksi positif dengan warga masyarakat desa disertai komitmen perlindungan dari pemerintah," ujar Penyiram.

Terkait dengan pemenuhan hak dasar, Program Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM) Peduli mencoba mengatasi permasalahan mereka melalui layanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi.

Sumatera Sustainable Support (SSS) Pundi merupakan fasilitator PNPM Peduli dalam memenuhi kebutuhan dasar SAD di Jambi dan sebagian Sumatera Barat. Lembaga ini berkoordinasi dengan Kantor Menko Kesra dalam memberdayakan komunitas SAD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com