Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Banyak Jemaah yang Renta dan Sakit-sakitan

Kompas.com - 05/10/2012, 13:46 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

JEDDAH, KOMPAS.com — Fenomena jemaah haji yang tua, lemah, dan sakit-sakitan pada tahun-tahun ke depan akan semakin banyak karena masa tunggu semakin lama, yakni rata-rata 7-9 tahun.

Kondisi itu menimbulkan pertanyaan, haruskah orang yang lemah, sakit tua, dan tak mampu secara fisik menunaikan ibadah haji.

Selama ini persyaratan haji yang selalu dikemukakan tentang mampu secara materi dan mampu memberikan bekal untuk yang ditinggalkan.

Kalangan dokter mengusulkan agar mereka yang tidak mampu secara fisik hendaknya tidak memaksakan diri karena bisa membadalkan (meminta pihak keluarga atau anak) untuk menggantikan ibadah hajinya.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Syaerozi Dimyati mengatakan, pembahasan tentang pertimbangan mampu secara fisik itu pernah dibahas sejumlah ulama di Timur Tengah. Hasilnya, mereka tidak bersepakat tentang itu. Definisi sehat juga masih memunculkan pendapat yang beragam.

Lalu, bagaimana pendapat Syaerozi sendiri? Dia enggan mengemukakan pendapatnya karena khawatir diartikan sebagai pendapat pejabat dan pelayan haji.

Syaerozi hanya mengutip hadis riwayat Ibnu Abbas dari al-Fadl. Seorang perempuan dari kabilah Khats’am bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan?".

Jawab Rasulullah: "Kalau begitu lakukanlah haji untuk dia!" (HR Bukhari, Muslim).

Hadis itu menunjukkan bahwa anak bisa menggantikan orangtua untuk berhaji, kata Syaerozi.

Kedua, hadis itu juga menyatakan bahwa orang yang sudah tua atau lemah tidak wajib berhaji, dan bisa digantikan oleh anak.

Menurut dia, terserah kesepakatan ulama Indonesia. Jika fatwanya boleh dibadalkan, maka harus disosialisasikan kepada masyarakat tentang ketidakmampuan secara fisik tersebut.


Sumber: Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com