Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Terganggu Asap

Kompas.com - 02/10/2012, 02:47 WIB

Jambi, Kompas - Pemerintah Kota Jambi dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, Senin (1/10), memulangkan sebagian siswa sekolah dasar karena pekatnya kabut asap kebakaran lahan. Pemulangan itu demi menghindari bertambahnya penderita infeksi saluran pernapasan akibat kabut asap.

Siswa yang dipulangkan mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga siswa sekolah dasar kelas I hingga kelas III.

Kabut asap sudah sangat pekat sejak pukul 06.00, dengan jarak pandang hanya 200 meter. Siswa masuk sekolah pukul 07.00, tetapi dipulangkan oleh pihak sekolah.

Kepala SDN 131 Kota Jambi Junaida mengatakan, pemulangan sebagian siswa dilakukan setelah ada surat dari pemerintah daerah yang menyebutkan bahwa kondisi indeks kualitas udara telah mencapai batas tidak sehat, yaitu 100, Sabtu-Minggu lalu.

Selain meliburkan sebagian siswanya, kegiatan belajar-mengajar di luar kelas juga distop. Sebagai contoh, upacara sekolah dan olahraga ditiadakan untuk sementara waktu. Namun, libur sementara ini belum dapat dipastikan sampai kapan.

Prakirawan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, Kurnianingsih, menjelaskan, pekatnya kabut asap sejak pagi belum juga normal hingga menjelang sore.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, jumlah titik api yang terpantau Satelit NOAA mencapai lima, dua di antaranya di Muaro Jambi.

Sementara itu, untuk mengatasi kabut asap yang makin pekat, Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin telah mengirim surat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alam. Surat tersebut berisi permintaan dilakukan hujan buatan di wilayah Kalsel.

”Kami sudah meminta hujan buatan. Memang saat ini ada beberapa provinsi yang menjadi prioritas karena mendesak, yakni wilayahnya luas dan jumlah titik apinya banyak, seperti Kalimantan Tengah,” ujar Rudy, Senin.

Ia berharap hujan buatan bisa dilakukan secepatnya di Kalsel mengingat intensitas kabut asap saat ini kian tebal. Kabut juga telah mengganggu penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Rachmadi Kurdi mengatakan, kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Kalsel tidak hanya berasal dari kebakaran lahan yang terjadi di wilayahnya, tetapi juga dari provinsi tetangga, seperti Kalteng.

Saat ini, titik api kumulatif yang terpantau satelit di wilayah Kalsel selama 2012 mencapai 600 buah lebih. Dari jumlah itu yang berada di dalam kawasan hutan mencapai 35 persen.

Belum ditangkap

Meskipun kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kian pekat, belum ada pelaku pembakaran lahan yang ditahan. Langkah yang dilakukan baru sebatas imbauan agar warga tidak membakar lahan.

Menurut Ketua Tim Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan Palangkaraya Letnan Kolonel Wahyu Marhaendro, sebagian besar kebakaran di Palangkaraya terjadi karena disengaja.

Adapun Sumatera Selatan selama ini mengandalkan datangnya musim hujan untuk meredam kebakaran lahan. Berdasarkan data Pelaksana Teknis Daerah Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Senin, titik api di wilayah itu menurun menjadi hanya 9 titik dari 142 titik sehari sebelumnya. Hal ini karena hujan sekitar dua jam yang mengguyur wilayah itu tiga hari lalu. (ITA/IRE/WER/BAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com