Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemecah Gelombang di Pulau Baai Terlalu Pendek

Kompas.com - 17/09/2012, 03:04 WIB

Bengkulu, Kompas - Pemecah gelombang di alur masuk Pelabuhan Pulau Baai, Provinsi Bengkulu, yang pendek menyebabkan pendangkalan hebat di alur masuk pelabuhan. Pemecah gelombang perlu diperpanjang untuk menekan pendangkalan yang sering menyebabkan kapal kandas.

Seusai meninjau Pelabuhan Pulau Baai hingga ke Pulau Tikus bersama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Bengkulu, Minggu (16/9), Asisten II Pemprov Bengkulu M Nashsya mengatakan, Pelabuhan Pulau Baai harus direvitalisasi. Selain pengerukan alur, pemecah gelombang perlu diperpanjang agar pendangkalan alur tak terjadi.

Panjang pemecah gelombang pelabuhan yang ada saat ini ialah 652 meter untuk sisi kiri dan 420 meter pada sisi kanan alur dengan lebar masing-masing 6 meter. Diperlukan perpanjangan pemecah gelombang sekitar 300 meter. Rencana pengembangan Pelabuhan Pulau Baai segera disampaikan kepada pemerintah pusat. ”Perbaikan sangat diperlukan agar Pulau Baai menjadi pelabuhan pengumpul yang tangguh,” kata Nashsya.

Sementara itu, PT Pelindo II Cabang Bengkulu telah mengeruk endapan pasir yang menghalangi alur masuk Pelabuhan Pulau Baai. Investasi pengerukan dinilai lebih ekonomis dibandingkan jika harus memperpanjang pemecah gelombang. Jika pemecah gelombang diperpanjang pun, pengerukan tetap harus dilakukan.

Sebelum dikeruk, endapan pasir yang terbawa gelombang laut menutupi sebagian alur masuk pelabuhan. Kedalaman alur pun rata-rata hanya -3 meter low water spring (LWS). Inilah yang kerap menyebabkan kapal berbobot mati di atas 20.000 ton kandas. Setelah dikeruk, kini kedalaman alur pelabuhan telah mencapai -10 LWS. Kapal berbobot mati 40.000 ton sudah bisa masuk pelabuhan.

”Anggaran untuk pengerukan Rp 40 miliar-Rp 50 miliar setahun,” ujar Manajer Usaha Terminal PT Pelindo II Cabang Bengkulu Sabar Haryono.

Menambah dermaga

Menurut Sabar, salah satu pengembangan pelabuhan yang sedang dilakukan PT Pelindo ialah menambah dermaga untuk kapal curah cair. Sebab, selama ini bongkar muat minyak sawit mentah (CPO), peti kemas, dan kargo umum masih di satu dermaga. Seiring dengan alur yang sudah dapat dilalui kapal berbobot mati 40.000 ton, ke depan bongkar muat masing-masing jenis barang itu akan dilakukan pada dermaga terpisah.

Sejauh ini, kata Sabar, telah ada empat perusahaan yang siap berinvestasi pada dermaga khusus kapal muatan curah cair. Kebutuhan investasinya mencapai Rp 36 miliar-Rp 40 miliar.

Nashsya berharap, pemecah gelombang bisa diperpanjang dan pendangkalan alur teratasi sehingga semakin banyak kapal yang bisa merapat ke Pelabuhan Pulau Baai. Dengan demikian, konektivitas serta arus barang dari dan ke Bengkulu akan semakin lancar. (ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com