PONTIANAK, KOMPAS.com- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat masih menunggu hasil otopsi orang utan yang mati pada Rabu lalu pukul 22.30. Otopsi dilakukan untuk mencari tahu apa penyebab kematian orang utan itu.
Kepala BKSDA Kalbar Johan Utama Perbatasari saat dihubungi di Jakarta, Kamis (30/8/2012), mengatakan, hasil otopsi penting untuk mengungkap penyebab kematian orang utan itu yang sebenarnya.
"Saya belum bisa mengemukakan penyebab kematian orang utan itu karena otopsi masih berlangsung. Hanya berdasar otopsi itu saya bisa menyebutkan apa penyebab kematiannya," kata Johan.
Orang utan jantan dewasa berumur sekitar 17 tahun dengan bobot sekitar 70 kilogram diotopsi di klinik hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat. Orang utan itu pada Senin kemarin dievakuasi dari kebun warga di Wajok Hilir, Kabupaten Pontianak dengan kondisi luka bakar dan dehidrasi.
Peristiwa itu terjadi sebenarnya dalam rangka penyelamatan orangutan yang sempat dikepung warga dan berpindah-pindah dari satu pohon ke pohon lain yang tinggi. Upaya penyelamatan sempat dilakukan dengan ditembak suntik bius, tetapi orangutan itu masih terus berpindah-pindah pohon.
Akhirnya dilakukanlah pengasapan, tetapi saat itulah orangutan itu jatuh dengan luka bakar, dan akhirnya mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.