Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP: Tidak Ada Pembongkaran Paksa Outlet Baju Kotak-kotak

Kompas.com - 29/08/2012, 19:43 WIB
Joe Leribun

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Operasional dan Penegakan Hukum Satpol PP Jakarta Pusat Bernard Oktavian Pasaribu membantah pihaknya melakukan pembongkaran paksa outlet penjualan baju kotak-kotak Jokowi-Ahok di daerah Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2012) siang.

"Memang benar hari ini kami patroli dan mengimbau para pedagang jangan berjualan di trotoar di beberapa daerah di Jakarta Pusat, tetapi tidak ada penertiban secara paksa," jelas Bernad saat dikonfirmasi Kompas.com.

Menurutnya, sekitar pukul 11.00 WIB, dia bersama beberapa anggota Satpol PP menelusuri trotoar, mulai dari Cikini Raya, Jalan Diponegoro, Jalan Kimia (samping RSCM), Jalan Kramat Raya hingga Lapangan Banteng, untuk mengingatkan para pedagang kaki lima agar tidak berjualan di trotoar.

"Waktu itu memang ada penjual baju kotak-kotak, kami juga meminta mereka jangan jualan di trotoar. Sekitar pukul 12.00 WIB, kami balik lagi, penjual baju kotak-kotak sudah nggak ada. Kami hanya angkat termos-termos bekas yang ditinggalin pedagang. Jadi nggak ada penertiban apalagi pemaksaan," tegas Bernard.

Hal berbeda disampaikan Rum, pedagang baju kota-kotak yang dikoordinir oleh Posko Perjuangan Rakyat, yang menjadi simpatisan pasangan calon Gubernur Jokowi-Basuki. Menurutnya, penggusuran dilakukan oleh puluhan petugas Satpol PP dengan pengawalan sejumlah aparat kepolisian.

"Jadi sekitar jam setengah 12 siang tadi, dateng 2 mobil Satpol PP. Ada polisinya juga. Saya langsung dibilangin nggak boleh jualan di sini. Jadi disuruh pergi," tutur Rum, yang membuka outletnya di Jalan Kimia Raya di sisi kantor LBH Jakarta tersebut.

"Nah karena saya sendirian, nurut aja deh tuh. Tapi pas saya minggirin meja dibantu pemulung sama orang yang lewat di situ, tahu-tahu gantungan baju sama tiangnya udah diangkut, termasuk baju-bajunya ada sekitar sepuluhan di situ juga dibawa," ujarnya dengan nada kesal.

Selain mengangkut baju dan gantungannya, Rum juga menuturkan bahwa pimpinan Satpol PP juga mengancam dirinya untuk tidak lagi berjualan.

"Katanya, kalo besok jualan lagi awas ya bu, bisa-bisa ibu juga kami angkut," ujarnya menirukan ucapan komandan Satpol PP yang memimpin penggusuran.

Menurut Humas Pospera Dodo, apa yang dilakukan Satpol PP dengan menyita dagangan dan mengusir paksa sangat tidak bisa dibenarkan. Ia mengatakan, akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan para relawan lainnya untuk menentukan sikap.

"Yang jelas mereka datang tiba-tiba, tanpa peringatan dan melakukan perampasan barang dagangan kami, ini kriminal," tandasnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan penjualan baju kotak-kotak dan membuka outlet di se-antero Jakarta akibat peristiwa yang terjadi siang tadi.

"Kami jalan terus, kami yakin nanti pada saatnya bukan kami yang marah, tapi masyarakat sendiri yang akan melawan ulah arogan ini," pungkas Dodo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com