Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan di Perbatasan Cenderung Memburuk

Kompas.com - 24/08/2012, 20:47 WIB
Josie Susilo Hardianto

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com- Rangkaian kekerasan di wilayah perbatasan Papua-Papua Nugini, terutama di wilayah Kabupaten Keerom, dinilai oleh pegiat hak asasi manusia, John Djonga semakin memburuk dalam 12 tahun terakhir. Akhir-akhir ini malahan makin banyak dan ganas.

"Aparat dan masyarakat masih percaya pada cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan masalah, "kata John Djonga dalam refleksi 12 tahun karya pastoral, Jumat (24/8/2012) di Keerom.

Padahal, tuturnya kekerasan tidak pernah dapat menjadi solusi. Sebaliknya, kekerasan justru makin memperumit persoalan. Stop kekerasan, dan semua pihak diharapkan menuju pintu dialog dan kerjasama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar, kata John Djonga menambahkan.

Sebagaimana diberitakan, dalam dua bulan terakhir, terjadi tiga kali penembakan di wilayah Keerom yang menewaskan dua orang. Penembakan pertama terjadi pada awal Juli saat Kepala Kampung Sawyatami Johanes Yanufrom tewas ditembak orang tak dikenal saat kembali dari Workwana, Keerom.

Berikutnya, pasukan patroli dari Batalyon 408 Suhbrasta yang bertugas menjaga wilayah perbatasan kontak tembak dengan sekelompok orang bersenjata. Sebanyak dua prajurit luka-luka dalam peristiwa yang terjadi di Kampung Suskun itu.

Kejadian terakhir, Sabtu 18 Agustus 2012 lalu, Kepala Seksi Kehutanan, Kabupaten Sarmi Ayub Notaubun (52) tewas ditembak orang tak dikenal di wilayah Skamto, Keerom. Menurut John Djonga peristiwa itu turut memupuk rasa saling curiga. Kehadiran militer di kampung-kampung belum mampu m enghadirkan ketentraman.

Untuk itu ia mengajak semua komponen masyarakat dan pemerintahan untuk memajukan kemanusiaan dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk aparat keamanan, jalankan tugas dengan baik tanpa kekerasan.

"Indahkan standar hak asasi manusia. Untuk anggota Organisasi Papua Merdeka, perjuangan sejati tidak mengorbankan orang lain, dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan, tidak melanggar hak hidup orang lain. Untuk pemerintah, bekerjalah lebih sungguh-sungguh untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat," kata John Djonga.

Hadir dalam acara itu antara lain Bupati Keerom Jusuf Wally, Komandan Korem 172 Praja Wirayakti Kolonel Yoppye Ones, serta Komandan Kodim Jayapura Letkol Rano Tilaar. Dalam kesempatan itu Danrem 172 Praja Wirayakti Kolonel Yoppye Ones mengatakan, upaya memajukan keamanan di wilayah itu bukan hanya tanggung jawab aparat saja.

Setiap warga, menurutnya terlibat dalam upaya tersebut. Pihaknya, tutur Yoppye Ones, siap untuk mengurangi jumlah personel asal kondisi keamanan di wilayah itu betul-betul telah terjamin.

Bahkan ia mengemukakan, dirinya telah melakukan evaluasi untuk merelokasi pos-pos militer agar sesuai dengan tugasnya yaitu mengamankan wilayah perbatasan. "Namun, sebelum rencana itu terwujud, terjadi lagi beberapa penembakan di Keerom dan itu  seperti undangan resmi bagi aparat untuk hadir," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com