Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan Ancam Pertanian Kedelai

Kompas.com - 22/08/2012, 02:49 WIB

Jakarta, Kompas - Kekeringan di Amerika Serikat, Juli lalu, berdampak pada merosotnya produksi kedelai. Hal sama berpotensi terjadi di Indonesia saat kemarau tahun ini.

Penanaman kedelai umumnya dilakukan pascapanen padi. Budidaya palawija memerlukan ketersediaan air permukaan.

Di sejumlah daerah di Sumatera hingga Nusa Tenggara, kekurangan air permukaan terpantau sejak Juni. Menurut Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Widada Sulistyo, kondisi ini akan berpuncak pada Oktober mendatang sejalan dengan curah hujan di bawah normal pada musim kemarau.

Menurut Harry Is Mulyana, pemulia tanaman kedelai di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), pada pertanian bersistem irigasi baik, penanaman kedelai kemungkinan tidak akan terganggu kemarau kering.

Untuk wilayah tadah hujan, kemarau kering akan mengancam tanaman kedelai. Tanpa pasokan air lebih dari seminggu, tanaman ini akan mati. ”Perakaran tanaman kedelai menjangkau kedalaman hingga 20 sentimeter,” ujarnya. Dua hingga tiga jam diguyur air, kedelai bertahan seminggu tanpa air.

Kedelai tropis

Kedelai sebagai tanaman daerah subtropis dikembangkan Kementerian Pertanian dan Batan hingga menghasilkan varietas toleran kondisi kering. Beberapa yang ditanam di lahan tegalan adalah Mitani dan Rajabasa yang dihasilkan Batan.

Pada diskusi yang diadakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Batan belum lama ini, varietas itu dapat mendongkrak produksi kedelai.

Meski berbagai upaya dilakukan, menurut Listyani Wijayanti, Deputi Kepala BPPT Bidang Agroindustri dan Bioteknologi, target swasembada kedelai tahun 2014 sebesar 2,7 juta ton sulit tercapai karena sejumlah kendala nonteknis. Untuk mencapai target itu, laju peningkatan produksi harus 1,5 ton per hektar dari sebelumnya 1,3 ton per hektar sehingga tahun 2014 tercapai surplus 137.000 ton.

Kenyataannya, produksi kedelai nasional yang pernah mencapai 1,6 juta ton tahun 1992 selama 20 tahun terus merosot hingga hanya 0,85 juta ton pada tahun 2011. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com