Jakarta, Kompas
Penanaman kedelai umumnya dilakukan pascapanen padi. Budidaya palawija memerlukan ketersediaan air permukaan.
Di sejumlah daerah di Sumatera hingga Nusa Tenggara, kekurangan air permukaan terpantau sejak Juni. Menurut Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Widada Sulistyo, kondisi ini akan berpuncak pada Oktober mendatang sejalan dengan curah hujan di bawah normal pada musim kemarau.
Menurut Harry Is Mulyana, pemulia tanaman kedelai di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop
Untuk wilayah tadah hujan, kemarau kering akan mengancam tanaman kedelai. Tanpa pasokan air lebih dari seminggu, tanaman ini akan mati. ”Perakaran tanaman kedelai menjangkau kedalaman hingga 20 sentimeter,” ujarnya. Dua hingga tiga jam diguyur air, kedelai bertahan seminggu tanpa air.
Kedelai sebagai tanaman daerah subtropis dikembangkan Kementerian Pertanian dan Batan hingga menghasilkan varietas toleran kondisi kering. Beberapa yang ditanam di lahan tegalan adalah Mitani dan Rajabasa yang dihasilkan Batan.
Pada diskusi yang diadakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Batan
Meski berbagai upaya dilakukan, menurut Listyani Wijayanti, Deputi Kepala BPPT Bidang
Kenyataannya, produksi kedelai nasional yang pernah mencapai 1,6 juta ton tahun 1992 selama 20 tahun terus merosot hingga hanya 0,85 juta ton pada tahun 2011.