Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.532 Warga Masih Mengungsi

Kompas.com - 03/08/2012, 01:56 WIB

AMBON, KOMPAS - Sebanyak 3.532 penduduk Kota Ambon, Maluku, mengungsi pascabencana banjir dan longsor yang terjadi Rabu (1/8). Para pengungsi hidup dalam keprihatinan karena terbatasnya bantuan yang diberikan pemerintah. Sebagian pengungsi juga mulai terserang penyakit.

Berdasarkan data di Posko Bencana Banjir dan Longsor Pemerintah Kota Ambon, Kamis, pengungsi tersebar di 25 lokasi di tiga kecamatan, yaitu Sirimau, Baguala, dan Teluk Ambon. Pengungsi terbanyak berada di Sirimau atau pusat Kota Ambon, 2.794 orang. Mereka mengungsi ke sejumlah sekolah dan tempat ibadah.

Dari pantauan Kompas, banjir akibat luapan sejumlah sungai di Ambon surut sejak Kamis dini hari. Namun, banjir meninggalkan lumpur tebal dan sampah kayu akibat reruntuhan bangunan. Upaya warga dibantu anggota TNI dan Polri untuk membersihkan belum tuntas sampai Kamis sore. Kondisi ini mengakibatkan sebagian warga memutuskan mengungsi.

Selain itu juga banyak warga yang mengungsi sebab rumah mereka rusak akibat banjir dan longsor. Menurut data sementara Posko Bencana Banjir dan Longsor Ambon, 99 rumah rusak berat, 15 rumah rusak sedang, dan 41 rumah rusak ringan. Selain itu, 51 rumah terancam longsor sehingga penghuninya harus memilih mengungsi.

”Pendataan belum tuntas. Belum semua wilayah yang terkena bencana melapor,” ujar Asisten II Pemkot Ambon yang juga Ketua Posko Bencana Banjir dan Longsor Ambon Pieter Saimima.

Kelaparan

Pengungsi mengeluhkan minimnya bantuan dari pemerintah. ”Bantuan makanan hanya diberi sekali, Rabu malam. Setelah itu tak ada lagi. Padahal, kami sama sekali tak bisa masak, tidak ada air bersih. Alat masak rusak. Sumur tercemar. Kami kelaparan,” ujar Hasan Alhamid, pengungsi di Batu Merah.

Warga Lorong Kadewatan, Kelurahan Rijali, Sirimau, Edi Hethuria, yang juga mengungsi, menambahkan, pemerintah juga tak memberikan bantuan yang amat dibutuhkan pengungsi, yaitu selimut dan matras. ”Kami harus tidur di meja sekolah. Ada pula yang tidur di lantai. Padahal, suhu udara sangat dingin. Ini membuat tiga pengungsi di sini sakit. Kami khawatir jumlah yang sakit bertambah,” ujarnya.

Wakil Gubernur Maluku Said Assagaf, ketika meninjau lokasi bencana di Batu Merah, berjanji, bantuan yang dibutuhkan pengungsi segera dipenuhi. Dia geram kepada bawahannya karena korban banjir di Batu Merah belum menerima bantuan.

Assagaf juga berjanji, rumah warga yang rusak akan diperbaiki oleh pemerintah. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu akan menyampaikan kondisi korban dalam rapat dengan Presiden di Jakarta. Pemerintah pusat diharapkan membantu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com