Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Pemandu Wisata Lokal Belum Kompeten

Kompas.com - 23/07/2012, 16:10 WIB
Luki Aulia

Penulis

KOMODO, KOMPAS.com - Kualitas dan kompetensi pemandu wisata lokal di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, belum memenuhi standar, karena belum ada proses sertifikasi.

Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan pemandu, warga masyarakat sekitar taman dilatih oleh para polisi hutan Balai Taman Nasional Komodo.

Hal itu diutarakan Kepala Balai Taman Nasional (TN) Komodo,  Sustyo Iriyono, saat mendampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dalam kunjungannya ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Minggu (23/7/2012) pagi hingga sore.

"Kebutuhannya tinggi, karena makin banyak turis datang. Kami tidak bisa fokus jaga taman kalau harus jadi pemandu wisata juga," kata Sustyo.

Pelatihan untuk masyarakat Komodo dan sekitarnya, lanjut Sustyo, adalah bahasa Inggris dan pengetahuan tentang aneka ragam flora fauna di dalam taman. Mereka harus tahu titik-titik penting yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.

"Mereka harus bisa menjelaskan, meski dengan cara sederhana, kepada turis. Nanti kita akan buat standar uji kompetensinya. Harus segera karena kebutuhan tinggi," kata Sustyo.

Kerajinan

Pada kesempatan yang sama, Mari juga mengunjungi Desa Komodo, desa perajin patung. Para perajin memahat patung-patung berbentuk komodo di bawah rumah panggungnya.

Ketika berdialog dengan Mari, Ketua Kelompok Perajin Gunung Ara, Saeh, berharap pemerintah dapat memberi bantuan peralatan kerja untuk mempercepat pekerjaan seperti pemotong kayu, mesin gerinda, lem, dan mesin generator.

Selain itu, bahan baku dasar patung yakni kayu waru laut dan jati yang harus dipesan dari Flores. "Ada 23 perajin di desa kami. Tahun 2010 dapat bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Pariwisata dari kementerian," kata Saeh.

Bantuan PNPM dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu berupa barang habis pakai seperti kayu, lem, dan semit. Alat kerja yang diberikan hanya sebagian alat pahat. Bantuan itu diberikan kepada empat kelompok pengrajin.

Kepala Urusan Pembangunan Desa Komodo dan Tim Pengelola Kegiatan, Salam, menambahkan, untuk satu blok potongan kayu sebesar panjang satu meter harganya mencapai Rp 200.000.

Rata-rata satu perajin bisa membuat tiga patung komodo berukuran besar dalam satu bulan. Adapun untuk ukuran kecil, bisa selesai tiga patung dalam sehari. "Pembelinya lebih banyak turis asing dari kapal pesiar seperti dari Australia. Mereka sering borong habis," kata Salam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com