Pasar tumpah ini akan menyebabkan sebagian badan jalan menyempit karena digunakan pedagang untuk menjajakan makanan berbuka puasa (takjil). Akibatnya, ruas-ruas jalan menjadi rawan macet.
Di Jakarta Pusat, pasar tumpah terdapat di Bendungan Hilir, Haji Ung Kemayoran, Pasar Genjing, Pasar Tanah Abang, dan simpang lima arah Rivoli, Senen. Adapun di Jakarta Selatan di Pasar Cipulir, Pasar Minggu, dan Pasar Pondok Labu.
Di Jakarta Timur, pasar tumpah tersebar di area Pasar Gembrong, Pasar Kramatjati, dan depan Stasiun Jatinegara, sedangkan di Jakarta Barat di Jalan Panjang, Kebon Jeruk.
Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Agung Budi Maryoto, Sabtu (21/7), mengatakan, pemetaan 12 titik rawan pasar tumpah itu dihimpun dari setiap polres. Dari lima wilayah kota, hanya Jakarta Utara yang tak memiliki kerawanan cukup tinggi.
”Kami telah menginstruksikan setiap polres menerjunkan personel ke lapangan, mengatur lalu lintas, mengantisipasi kemacetan parah,” katanya.
Pantauan Kompas, kemacetan memang terjadi di depan Pasar Gembrong arah Casablanca-Pondok Bambu. Pedagang mainan dan karpet menggunakan sebagian badan jalan untuk berdagang.
Di Bendungan Hilir, antrean kendaraan terjadi menjelang pasar, baik dari Pejompongan maupun Sudirman. Para pembeli yang menyerbu pasar meluber hingga ke jalan. Selain itu, kendaraan yang masuk-keluar atau parkir hingga ke jalan juga menyebabkan kemacetan. Belum lagi bemo yang mangkal sambil mencari penumpang.
”Kalau hari kerja bisa lebih macet lagi karena jumlah kendaraan sangat banyak,” ujar
Di Jakarta Utara, meski dianggap relatif aman dari pasar tumpah, kemacetan tetap tak terelakkan di sejumlah ruas jalan di kawasan permukiman, seperti Koja. Tak sedikit warga menggelar meja di ujung jalan menjajakan makanan.