Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Dibatasi, Warga Antre hingga Larut Malam

Kompas.com - 09/07/2012, 10:44 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang menipis dan terbatas di Sulawesi Barat sejak ambruknya Jembatan Pajalele, Pinrang, Sulawesi Selatan, pekan lalu, membuat pemilik SPBU di wilayah ini menerapkan pembatasan jatah BBM bagi setiap kendaraan. Kelangkaan BBM sejak sepekan terakhir juga terjadi di tingkat pengecer.

Antrean panjang terlihat di SPBU di Kelurahan Lembang, Kecamatan Banggae Timur, Majene. Ribuan kendaraan roda dua dan roda empat mengantre hingga ke jalan raya dari pagi. Warga yang sudah telanjur berjam-jam mengantre harus rela menunggu hingga larut malam agar kebagian jatah 5 hingga 20 liter BBM.

Sudirman, pengendara mobil pribadi, misalnya mengantre sejak siang, tetapi baru bisa mengisi kendaraannya menjelang maghrib. Seperti pemilik kendaraan lainnya, Sudirman tidak punya pilihan lain kecuali ikut mengantre. Sebab, di tingkat pengecer pun, warga kini sulit mendapatkan BBM. Kalaupun ada, jumlahnya terbatas dan harganya cukup mahal. Jika biasanya harga bensin Rp 5.000 per botol, kini menjadi Rp 7.000.

Warga juga memiliki strategi lain untuk mendapatkan BBM. Sejumlah pemilik kendaraan memilih menitipkan kendaraan mereka di SPBU dengan harapan mendapat kesempatan mengisi lebih awal. Maklum, banyak pengendara kerap kecewa lantaran belum tiba giliran mengantre tiba-tiba pasokan BBM di SPBU habis.

Sejak ambruknya Jembatan Pajalele, Pinrang, yang menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, pekan lalu, jatah BBM dari Depot Parepare ke wilayah Sulawesi Barat termasuk Majene berkurang. Jika sebelumnya jatah normal adalah 16.000 kiloliter, kini hanya 10.000 atau 5.000 kiloliter perhari tergantung pasokan yang datang.

Pertamina Depot Parepare beralasan mengalami kesulitan memenuhi suplai ke wilayah Sulawesi Barat lantaran armada tangki pertamina berkapasitas besar tak bisa melintas di jalan alternatif pasca-ambruknya Jembatan Pajalele Pinrang. Pertamina terpaksa mengirim BBM menggunakan mobil tangki berkapasitas 5.000 liter.

Sales Representative Pertamina Depot Parepare, Alam SR, mengatakan, Pertamina tak hanya memasok BBM melalui Depot Parepare, tetapi juga melalui Depot Donggala Sulawesi Utara, terutama untuk suplai ke Mamuju Utara dan Mamuju. Alam berharap perbaikan jembatan bisa segera dilakukan agar suplai BBM yang tersendat sejak sepekan bisa diatasi kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com