Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subak Diperjuangkan Sebagai Warisan Dunia

Kompas.com - 28/06/2012, 17:01 WIB
Indira Permanasari S

Penulis

SAINT PETERSBURG, KOMPAS.com -- Lansekap budaya, subak di Bali diperjuangkan untuk masuk dalam situs budaya Warisan Budaya Dunia dalam World Heritage Committee Session United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco). Sidang itu berlangsung di Saint Petersburg, Rusia, 24 Juni hingga 6 Juli 2012. Penetapan sebagai Warisan Dunia akan ditetapkan oleh 21 anggota Komite Warisan Dunia.

Wartawan Kompas Indira Permanasari melaporkan, dalam sidang itu dibahas usulan situs alam dan budaya calon Warisan Dunia. Sidang tahun ini, membahas 38 usulan situs alam, budaya, serta situs gabungan alam dan budaya.

Lansekap budaya subak, terutama sebagai manifestasi filosofi Tri Hita menjadi salah satu usulan yang dibahas dalam sidang. Beberapa usulan lain umumnya berupa situs peninggalan sejarah, habitat satwa tertentu, rumah ibadah, pulau, kawasan pegunungan, dan kawasan perairan yang dianggap perlu dikonservasi.

Chairperson World Heritage Committee sekaligus Permanent Delegate Rusia Federation Unesco, Eleonora Valentinovna Mitrofanova menyatakan, keragaman alam dan budaya dari berbagai belahan dunia tersebut merepresentasikan kekayaan dan warisan yang vital untuk dirasa penting untuk diteruskan ke generasi dunia selanjutnya.

Situs-situs yang diusulkan itu dianggap mempunyai nilai luar biasa secara universal, sehingga dunia peduli dan ikut berkomitmen melindunginya.

"Lansekap budaya subak diusulkan sebagai situs budaya Warisan Dunia karena di dalam lansekap tersebut tersimpan nilai keharmonisan antara alam dengan manusia, manusia dengan manusia, dan manusia dengan penciptanya," kata anggota delegasi Indonesia yang juga Kepala Seksi Warisan Budaya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yunus Arbi, Kamis (28/6/2012) di Saint Petersburg.

Subak merupakan sebuah sistem pengaturan di dalam komunitas untuk pertanian, terutama pengairan. Subak tidak hanya tercermin dari subur dan hijaunya persawahan, tetapi sistem itu terkait erat dengan budaya dan kepercayaan masyarakat yang tercermin dari adanya pura persembahyangan di lansekap subak.

"Sebetulnya, sejak tahun 2007 subak sudah dinominasikan sebagai situs budaya Warisan Dunia, tetapi Unesco meminta Indonesia untuk memilih kawasan subak tertentu yang menunjukkan keotentikan dan kesatuan masyarakat, alam, dan penciptanya. Dipilih lima kawasan subak yang diusulkan," tutur Yunus.

Dia mengatakan, dengan masuk dalam daftar bahasan tersebut, subak  sudah melewati evaluasi dari tim yang terdiri dari para pakar dunia dan dianggap layak sebagai calon Warisan Dunia.

Namun demikian, penetapan sebagai Warisan Dunia akan ditetapkan oleh 21 anggota Komite Warisan Dunia. Di kawasan ASEAN, tiga negara yakni Thailand, Kamboja, dan Malaysia, tergabung sebagai anggota komite itu. Indonesia belum pernah mengusulkan diri menjadi anggota komite.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com