Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulat Bulu Serang Pohon Bakau di Sumba

Kompas.com - 14/06/2012, 04:13 WIB

Waingapu, Kompas - Ribuan ulat bulu menyerang puluhan hektar hutan bakau di sepanjang pantai Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Ulat berwarna hitam garis putih itu memakan daun bakau sampai pucuk. Serangan hama ini diprediksi meluas sampai ke seluruh pantai Pulau Sumba.

Penyebaran ulat bulu ini sangat cepat. Ulat ini ditemukan para nelayan, Minggu (10/6), mengerat daun bakau di Pantai Kwangu sekitar ratusan meter, tetapi kini sudah menyebar sepanjang 12 kilometer mengikuti pohon bakau yang ada di pantai itu. Kawasan pantai wisata Londalima yang rimbun dan teduh dengan bakau pun tidak luput dari serangan hama ini.

Koordinator Pengkajian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Sumba, Tony Awang, di Waingapu, Rabu (13/6), mengatakan, hutan bakau yang tadinya tampak hijau, lebat, dan rimbun, kini digerogoti ribuan ulat bulu. Pohon itu tampak meranggas kekeringan. Hanya tersisa carang dan cabang. Pohon ini biasanya lebat, hijau, dan rimbun sepanjang tahun.

Ia menyebutkan, jika seekor ulat sudah hinggap di pohon itu, dalam jangka 10-20 jam jumlahnya menjadi banyak.

Pemda setempat kewalahan menghadapi ulat bulu tersebut. Tidak ada persiapan obat atau racun pembasmi ulat bulu yang muncul secara mendadak tersebut. ”Belum dipastikan asal usul ulat bulu ini. Harus ada penelitian untuk menentukan apakah ulat bulu ini sama dengan ulat bulu yang pernah menyerang sejumlah wilayah di Pulau Jawa, Maret 2012, atau jenis ulat bulu yang berbeda,” kata Awang.

Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Gusti Beribe mengatakan, telah menghubungi Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Sumba Timur untuk segera mengatasi masalah ini. Hama bakau ini tidak boleh dianggap sepele karena berdampak buruk terhadap pertanian, perkebunan, dan kelestarian hutan bakau di Sumba.

Kepala Seksi Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Isak Angwarmase menyatakan, tengah mencermati kasus ini sekaligus mencari solusinya.

(KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com