Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan di Papua Sistematis dan Terorganisasi

Kompas.com - 09/06/2012, 10:45 WIB
Marcellus Hernowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat TB Hasanuddin melihat, sejumlah aksi kekerasan yang belakangan ini terjadi di Papua dilakukan secara terorganisasi dan sistematis. Tidak menutup kemungkinan aksi-aksi itu bertujuan menciptakan instabilitas di Papua dalam rangka mendorong daerah itu keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ironisnya, pemerintah daerah dan aparat di Papua terlihat tidak solid dalam mengatasi berbagai aksi kekerasan di Papua. "Pemerintah daerah tidak efektif sama sekali, disusul dengan riuh rendahnya pilkada yang menimbulkan ketegangan baru. Sedangkan aparat, khususnya intelijen, hampir tidak berdaya mengungkap dalang dari semua kekerasan di Papua, malah terkesan mereka saling curiga," tutur Hasanuddin, Sabtu (9/6/2012),

Untuk mengatasi hal ini, lanjut Hasanuddin, yang adalah mayor jenderal purnawirawan, penanganan kekerasan di Papua harus dilakukan secara simultan melalui dua jalur, yaitu operasi intelijen terpadu dan operasi khusus diplomasi. "Operasi intelijen terpadu harus dilakukan secara terpusat karena daerah sudah tidak lagi efektif, dengan melibatkan semua komponen terkait."

"Sementara itu, Kementerian Luar Negeri harus lebih aktif mengorganisasi dan memotong berbagai upaya menginternasionalisasikan masalah Papua," harap Hasanuddin, politisi dari PDI Perjuangan. Akhirnya, kata Hasanuddin, kunci keberhasilan penanganan Papua terletak pada kehendak politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kehendak politik Presiden menjadi penting dan amat dibutuhkan dalam penanganan Papua karena kekerasan di daerah itu dalam 18 bulan terakhir telah tersebar di hampir semua wilayah Papua.

Korban kekerasan antara lain terjadi di Sorong yang menyebabkan seorang warga sipil meninggal, Puncak Jaya (tujuh orang aparat meninggal dan satu terluka, lima warga sipil meninggal dan dua lainnya terluka), Mulia (seorang aparat meninggal), Wamena (satu orang aparat meninggal) , Abepura (empat warga sipil meninggal), Jayapura (seorang aparat meninggal, lima warga sipil meninggal), Merauke (dua aparat meninggal), Timika/Mimika (tiga aparat meninggal dan satu luka, delapan warga sipil meninggal dan tiga terluka), serta Paniai (seorang warga sipil meninggal dan empat lainnya terluka).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

    Nasional
    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Nasional
    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Nasional
    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    Nasional
    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Nasional
    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Nasional
    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Nasional
    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com