Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Liar dalam Karung

Kompas.com - 01/06/2012, 03:16 WIB

Kemenangan 1-0 atas Bosnia-Herzegovina pada laga persahabatan menjelang Piala Eropa, Sabtu (26/5), membuat pemain Irlandia kian percaya diri. Meski berada di zona maut bersama juara bertahan Spanyol, Italia, dan Kroasia di Grup C, tak membuat nyali pemain-pemain Irlandia menjadi ciut.

Pelatih Irlandia Giovanni Trapattoni merasa sangat yakin timnya bisa mengejutkan. Menurut Trapattoni, pemainnya sudah menunjukkan karakter petarung. Mereka tak mudah menyerah meski lawan juga sulit ditaklukkan. Keberhasilan Irlandia menembus putaran final adalah perjuangan yang tak bisa diremehkan.

Berdiri tahun 1921, prestasi Irlandia di kancah sepak bola dunia tergolong biasa. Kebangkitan sepak bola Irlandia baru muncul tahun 1988. Saat itu mereka lolos ke Piala Eropa di bawah asuhan Pelatih Jack Charlton.

Irlandia ketika itu cukup beruntung bisa lolos ke putaran final 1988. Mereka terbantu dengan hasil pertandingan lain. Saat itu, nasib mereka tergantung dari hasil pertandingan antara Bulgaria dan Skotlandia. Irlandia bisa lolos jika Skotlandia bisa menaklukkan tuan rumah Bulgaria pada laga di kota Sofia. Keberuntungan yang dinanti Irlandia akhirnya datang. Gol tunggal Gary Mackay menghabisi peluang Bulgaria sekaligus melapangkan jalan Irlandia.

Meski tidak lolos fase grup, prestasi ini cukup membuat persepakbolaan Irlandia mulai berbicara di kancah dunia. Selang dua tahun setelah itu, Irlandia kembali lolos ke Piala Dunia 1990. Di sinilah prestasi tertinggi sepak bola Irlandia diraih. Mendapat tiga hasil imbang di fase grup sudah cukup bagi mereka untuk lolos ke perdelapan final.

Keberuntungan seperti tidak habis untuk Irlandia. Pada babak itu, Irlandia berhasil menang dramatis melawan Romania lewat adu penalti. Namun, pasukan Charlton harus terhenti di babak perempat final karena harus menyerah dari Italia. Selain itu, Irlandia juga lolos sampai perdelapan final pada Piala Dunia 1994 dan 2002.

Namun, untuk kancah piala Eropa, kondisinya cukup ironis. Semenjak lolos untuk pertama kalinya di Piala Eropa 1988, Irlandia baru bisa kembali lagi tahun ini. Di bawah asuhan Trapattoni, Irlandia berhasil berbicara banyak pada fase kualifikasi. Finis di peringkat kedua grup di bawah Rusia, Irlandia berhasil mengakhiri tren buruk selama 24 tahun dengan menyingkirkan Estonia melalui play off.

Kombinasi senior-yunior

Dalam skuad inti Irlandia, Trapattoni memasang kombinasi pemain senior dan pemain muda. Lima pemain senior yang rata-rata usianya sudah di atas 30 tahun disisipkan untuk mengimbangi permainan pemain muda yang butuh pengalaman bertanding.

Kelima pemain itu adalah striker Robbie Keane, penjaga gawang Shay Given, pemain belakang John O’Shea, pemain tengah Damien Duff dan Keith Andrews. Dari lima pemain itu, Given yang paling senior. Pemain dengan rekor pertandingan internasional sebanyak 121 kali itu sudah berusia 36 tahun.

Namun, seperti tim-tim lainnya, persiapan Irlandia juga tak lepas dari terpaan masalah. Pemain mereka, James McClean, diancam akan dibunuh karena dituding sebagai pengkhianat gara-gara memilih Irlandia. Padahal, pemain sayap berusia 23 tahun itu sebelumnya memperkuat tim nasional yunior Irlandia Utara. Dia pun kelahiran Irlandia Utara.

Juru bicara Federasi Sepak Bola Irlandia sampai ikut bicara untuk menenangkan situasi ini. Pelatih Trapattoni tidak terlalu menggubris isu ini. Dia meminta pemainnya untuk fokus ke persiapan. Dengan sisa waktu yang hanya dalam hitungan hari, Trapattoni tidak mau timnya terganggu dengan masalah nonteknis.

”Kami punya kekuatan yang bisa menakutkan lawan. Kami ini ibarat kucing di dalam karung, tetapi karungnya terbuka. Asal tahu juga, kucing itu adalah kucing liar,” ujar Trapattoni. (OTW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com