Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Salak Ditutup sampai Tugas KNKT Selesai

Kompas.com - 29/05/2012, 07:37 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Komandan Korem 061/Suryakencana, Bogor, Kolonel Infantri Putranto mengatakan Puncak Gunung Salak ditutup untuk umum sampai Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan tim khusus selesai melakukan penyelidikan terhadap kasus jatuhnya Sukhoi Superjet 100.

"Dari informasi, biasanya KNKT dan tim bertugas di lokasi jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 akan memakan waktu sekitar satu bulan sampai KNKT menyatakan pekerjaannya selesai," kata Putranto kepada wartawan di Sukabumi, Selasa (29/5/2012).

Menurut Putranto, puncak Gunung Salak ditutup karena KNKT dan tim sedang melakukan pencarian bagian lain kotak hitam yang disebut Flight Data Recorder (FDR) atau perekam data penerbangan.

Akses ke puncak Gunung Salak ditutup karena pihaknya khawatir jika ada pihak lain yang masuk dan menemukan FDR tersebut namun dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

Ia menegaskan juga bahwa setiap warga atau pihak yang tidak berkepentingan ingin masuk ke Gunung Salak harus izin dahulu dari petugas.

"Selama 24 jam penuh, kami melakukan pengamanan di pintu masuk Gunung Salak dan sudah ada yang bertugas di lokasi dari TNI dan Polri serta pihak pengaman lainnya," tambahnya.

Meski demikian, Putranto mengatakan, warga bisa masuk ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi melalui jalur tidak resmi atau jalur tikus yakni melalui jalur Desa Tenjolaya.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus memperketat penjagaan setiap pintu masuk ke Gunung Salak.

"Kepada siapapun yang ingin masuk ke Gunung Salak harus ada izin dari pihak pengaman dan tujuannya untuk apa," kata Kolonel Putranto.

Sebelumnya dilaporkan, warga menemukan kembali jenazah korban Sukhoi dekat lokasi kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com