Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Diagih, Cara Dayak Meratus Manfaatkan Lahan

Kompas.com - 22/05/2012, 07:50 WIB

Oleh Hasan Zainuddin

KOMPAS.com — Sekitar 30.000 warga Suku Dayak yang menghuni Pegunungan Meratus (Pegunungan Muller dan Schwaner) di pulau terbesar Kalimantan ternyata memiliki kiat unik untuk mempertahankan kehidupan bagi keturunannya.

Karena kebanyakan Suku Dayak Pegunungan Meratus mengandalkan kehidupannya dari alam, yakni lahan, mereka hanya berpikir dan berbuat agar lahan tersebut tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.

Dengan cara demikian, alam dan lahan selalu memberikan sumber kehidupan, baik bagi mereka yang tinggal sekarang maupun anak cucu keturunannya.

Begitulah sekilas kehidupan Suku Dayak yang tinggal di Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.

Seorang peneliti, Doktor Abdul Haris Mustari, dosen pada Fakultas Kehutanan IPB Bogor, yang pernah terlibat dalam tim Ekspedisi Khatulistiwa tahun 2012 korwil 08 HST Kalsel, tertarik ingin mengetahui bagaimana warga Dayak bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan tata guna lahan.

Setelah melakukan penelitian tersebut, Abdul Harus Mustari baru tahu bahwa di lokasi pedalaman Kalimantan tersebut ada istilah "tanah diagih".

Tanah diagih, artinya pembagian tanah menurut fungsinya, atau yang lebih dikenal adalah tata guna lahan versi Dayak Meratus.

Tanah diagih membagi lahan menurut fungsi dan peruntukannya, dan ini telah berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya. "Menurut adat istiadat Dayak Meratus, tanah atau hutan adat dibagi menjadi hutan lindung, hutan adat, hutan keramat, serta hutan pamali," katanya dalam perbincangan dengan para wartawan di lokasi Pos Kotis Desa Murung B Kecamatan Hantakan, HST, pertengahan Mei 2012.

Hutan lindung menurut mereka, kata Abdul Haris Mustari, adalah hutan yang diperuntukkan bagi penyediaan sumber air dan mencegah banjir dan erosi, serta untuk menjaga kesuburan tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com