Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Usul Tambah Kuota BBM

Kompas.com - 14/05/2012, 03:59 WIB

Bangli, Kompas - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan akan mengusulkan penambahan volume bahan bakar minyak bersubsidi sekitar 2 juta kiloliter sampai 3 juta kiloliter dari jumlah kuota BBM bersubsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012 sebanyak 40 juta kiloliter.

Seiring upaya menambah volume kuota BBM bersubsidi itu, kata Jero Wacik, pemerintah pada akhir Mei akan mengeluarkan peraturan penghematan pemakaian energi, termasuk BBM.

”Pengumuman kebijakan penghematan direncanakan akhir Mei dan mulai tanggal 1 Juni sudah berlaku,” kata Jero Wacik di sela-sela kegiatan Peresmian Listrik Pedesaan Seluruh Indonesia dan Pemanfaatan Air Tanah di Provinsi Bali, yang dipusatkan di Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (12/5).

Lebih lanjut Jero Wacik menyatakan, pemakaian BBM bersubsidi, yang melebihi kuota, terjadi tahun 2011. Tahun 2011, kata Jero Wacik, kuota BBM bersubsidi dibatasi 40 juta kiloliter, tetapi realisasinya mencapai 41,7 juta kiloliter. Ada kelebihan sekitar 1,7 juta kiloliter. Dalam APBN 2012, kuota BBM bersubsidi juga dibatasi 40 juta kiloliter.

”Saya kira sulit menjaga (realisasi) sesuai kuota BBM,” kata Jero Wacik. Jero Wacik mengatakan, upaya pemerintah untuk menambah kuota BBM bersubsidi harus diikuti kesadaran masyarakat berhemat BBM.

Menurut Jero Wacik, bertambahnya pemakaian BBM antara lain dipengaruhi pertambahan jumlah kendaraan bermotor. Jumlah produksi mobil diperkirakan 940.000 unit dan produksi sepeda motor 8 juta unit tahun 2012.

Jero Wacik mengatakan, pemerintah akan mendorong pemakaian bahan bakar gas (BBG) untuk mengimbangi pemakaian BBM. Untuk itu, Jero Wacik mengimbau pengusaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) agar menyiapkan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pemerintah akan ketat mengawasi penggunaan BBM bersubsidi agar tepat pemakaiannya.

Pembatasan pembelian

Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengapresiasi positif pembatasan pembelian BBM di Kalimantan Tengah. Kebijakan tersebut belum menghilangkan antrean kendaraan bermotor. Akan tetapi, paling tidak, panjang antrean kendaraan sudah berkurang.

Agung Laksono, di sela-sela pemantauan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, mengatakan, saat jumlah pembelian dibebaskan, panjang antrean pembeli BBM bisa mencapai 3 kilometer. Sejak pembatasan diberlakukan, panjang berkurang menjadi kurang dari 1 antrean kendaraan.

”Pembatasan pembelian BBM untuk kendaraan pribadi membuat panjang antrean jauh berkurang dan masyarakat memahaminya,” katanya.

Sejak Kamis (10/5), pembelian BBM untuk sepeda motor di Kalteng dibatasi maksimal 6 liter Premium per hari dan mobil pribadi maksimal 25 liter Premium atau solar per hari. Selain itu, pengemudi truk serta bus kecil juga dapat membeli solar maksimal 40 liter per hari dan bus besar 50 liter per hari.

Pembatasan pembelian BBM diterapkan untuk mengatasi aksi penimbun sehingga pada akhirnya antrean kendaraan bermotor akan berkurang. Kebijakan itu mulai menunjukkan hasil di Palangkaraya. Panjang antrean di SPBU sudah berkurang.

Kondisi itu, misalnya, terlihat di SPBU Jalan Imam Bonjol dengan panjang antrean kendaraan sekitar 100 meter. Antran itu berkurang ketimbang pertengahan April lalu yang sekitar 500 meter. Demikian pula dengan antrean sepeda motor yang kini tak terlihat lagi. (COK/BAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com