Cerita smong sebagai pegangan mitigasi bencana memang efektif. Namun, itu saja belum cukup untuk melindungi warga dari bencana. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Simeulue berencana membangun 16 selter tersebar di setiap kecamatan. Selter yang dibangun di perbukitan dengan ketinggian 30 meter sampai 50 meter dari permukaan air laut dirancang mampu menampung sampai 500 orang. Dana yang dibutuhkan mencapai Rp 37 miliar. ”Tujuannya agar warga tidak kehujanan atau kepanasan saat menyelamatkan diri,” kata Jamal Abdi, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Simeulue.
Selama ini warga mengevakuasi keluarganya melalui jalur alami dan tradisional yang tidak semuanya mulus untuk dilalui. Apalagi menggunakan kendaraan bermotor yang bisa memicu kemacetan. Untuk itu, akan dibuat tanda khusus agar warga bisa memilih jalur yang layak. ”Sebenarnya mereka perlu dilatih, tetapi dananya belum cukup,” ujar Abdi.
Pejabat Bupati Simeulue Nurman Daud Samad mengaku, tengah mengupayakan dana untuk perbaikan sarana. Termasuk pemasangan alat deteksi dini tsunami. Simeulue punya satu alat itu, tetapi tidak berfungsi.
Nurman menyadari, smong saja tidak cukup untuk menyelamatkan warga Simeulue dari amukan tsunami yang bisa datang setiap saat. Karena itu, dibutuhkan langkah nyata yang lebih progresif untuk melindungi warga Simeulue.