Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bojonegoro Siaga I Banjir Bengawan Solo

Kompas.com - 06/04/2012, 07:54 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, memberlakukan siaga I menghadapi banjir Bengawan Solo. Ketinggian air di kabupaten itu mencapai 13,10 meter, pada Jumat (6/4/2012) pukul 06.00 WIB tadi.

"Karena ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro tersebut, siaga I mulai diberlakukan sejak pukul 06.00 WIB. Di daerah Ngawi sekarang ini banjir mulai surut," kata petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono, Jumat pagi ini.

Menurut dia, dengan surutnya luapan Bengawan Solo di Ngaw, pengaruh banjir kiriman itu diperkirakan tidak terlalu banyak mempengaruhi naiknya air Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro. Selain tidak ada tambahan air dari anak sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, juga di daerah hulu di Jateng tidak menimbulkan banjir.

Berdasarkan data, lanjut Suyono, ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, mencapai puncaknya dengan ketinggian 7,42 meter (siaga II) pada Kamis (5/4/2012) pukul 21.00 WIB. Ketinggian air di Ngawi tersebut lalu berangsur-angsur surut menjadi 6,52 meter (siaga I), Jumat pukul 06.00 WIB.

Sementara itu ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Kota Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo mencapai 26,68 meter, Jumat pukul 06.00 WIB.

"Pemantauan ketinggian air di Bojonegoro, kami lakukan setiap satu jam sekali, karena sudah masuk siaga banjir, tapi di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, tiga jam sekali," katanya.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, menambahkan, kewaspadaan menghadapi kemungkinan ancaman banjir akibat luapan Bengawan Solo, juga anaknya sungainya dan bencana lainnya, tetap berjalan.

Hanya saja, lanjut Sutardjo, pemantauan bencana dilakukan intern BPPD. Sebab posko bersama bencana yang pernah berjalan, sejak Januari, dengan melibatkan berbagai pihak, sudah berakhir pada 22 Maret.

"Kalau memang ada kejadian bencana yang luar biasa, tim penanggulangan bencana yang sudah terbentuk bisa dipanggil sewaktu-waktu," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto menambahkan.

Sutardjo menambahkan, dari hasil rekapitulasi yang dilakukan, kejadian berbagai bencana yang terjadi di daerah setempat selama 2011 menimbulkan kerugian sedikitnya Rp 12 miliar. Kejadian bencana yang terjadi, di antaranya dua kali banjir luapan Bengawan Solo, 14 kejadian banjir bandang, beberapa kali tanah longsor, dan kejadian bencana lainnya.

"Hasil  rekapitulasi kejadian dan kerugian akibat bencana ini, akan kami sampaikan dalam rapat koordinasi bencana di Pemprov Jatim," katanya.


Sumber: Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com