Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selongsong Peluru Belum Ditemukan

Kompas.com - 19/03/2012, 09:59 WIB

Kehilangan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie seusai menghadiri pemakaman meminta penyidik Polri bekerja keras mengungkap kasus tersebut. ”Almarhum dikenal dekat dan baik di kalangan narasumber. Saya amat bersedih sebab terakhir kali kami bersama-sama pergi ke Arab Saudi dan dia sempatkan diri untuk umrah,” katanya.

Direktur Program dan Berita TVRI Yon Anwar mengatakan, peristiwa yang menimpa Djuli merupakan tindak kejahatan. Belum ditemukan indikasi peristiwa itu terkait pekerjaan Djuli sebagai juru kamera (pers).

Yon mengungkapkan, Djuli adalah pekerja keras sekaligus taat beribadah. Kepergian Djuli menjadi kehilangan besar bagi TVRI. Djuli diandalkan untuk mengangkat program Warta Pagi.

Yang jelas, kehilangan terbesar dirasakan Rika, Jelang, serta Kenang. Ibunda Djuli, Kartini, tentu juga merasakan hal serupa. Mereka masih terguncang dan menangis saat jenazah Djuli dikuburkan. Namun, dalam kesedihan, sinar ketegaran masih tetap memancar dari mereka.

Firasat

Sambil menitikkan air mata, Jelang menyatakan punya firasat akan terjadi sesuatu dengan ayahandanya sepulang umrah, tiga minggu lalu. Di Tanah Suci, Djuli membeli dua kain. Kepada Rika dan Jelang, Djuli mengatakan ingin memakai kain itu jika meninggal dunia. Permintaan itu ternyata terwujud tidak lama kemudian.

Kenang pun punya pengalaman serupa. Dua hari sebelum kejadian, remaja berambut gondrong yang masih kelas I di SMA Izada, Pondok Aren, Tangerang Selatan, ini bermimpi nama ayahanda disebut dalam pengumuman adanya kematian oleh masjid di dekat rumah.

”Enggak menyangka ternyata kejadian,” kata Kenang. Ia mengaku masih syok dengan tertembaknya ayahanda. Kenang mengingat betapa sedihnya ia saat melihat ayahanda tergeletak dengan darah mengucur akibat ditembak, sementara pelaku kejahatan tidak bisa dikejar, apalagi ditangkap.

Untuk itu, keluarga amat berharap Polri bisa menyidik tuntas kasus tersebut dengan menemukan dan menangkap pelakunya.

Apalagi, dalam tiga bulan terakhir, Kenang mendengar beberapa tetangga kehilangan sepeda motor. ”Memang agak rawan karena ada jalan, termasuk di depan rumah, yang dilintasi banyak orang. Sulit sekali rasanya memperhatikan siapa saja yang melintas,” ujarnya. (Ambrosius Harto Manumoyoso)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com