Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli BBM Banyak, Nelayan Malang Terancam Dipidana

Kompas.com - 16/03/2012, 00:04 WIB
Yatimul Ainun

Penulis

MALANG,KOMPAS.com - Berbagai upaya harus dilakukan oleh pihak kepolisian, Mapolres Malang, Jawa Timur, untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dikalangan para nelayan.

Bagi nelayan yang diketahu banyak membeli BBM terancam dipidana. "Kalau ada nelayan yang membeli banyak BBM, sebelum terjadi kenaikan harga, maka bisa dikatakan adalah penimbunan. Makanya, nelayan harus berhati-hati beli BBM yang berskala banyak. Karena ancamannya pidana," tegas Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono, Kamis (15/3/2012).

Sejak sepekan ini, pihaknya sudah menurunkan personel kepolisian untuk mengawasi di semua SPBU yang ada di Kabupaten Malang. "Terutama malam dini hari. Harus diaawasi. Karena waktu dini hari ini rawan terjadi penimbunan BBM," katanya.

Sementara itu, menurut Bupati Malang, Rendra Kresna, pihak Pemerintah Kabupaten Malang, sedang berkoordinasi dengan Kapolres Malang, terkait persoalan akses BBM oleh para nelayan. "Khawatir kalau beli banyak dikira penimbunan. padahal beli BBM banyak karena kapal milik nelayan memang banyak," katanya.

Pembelian BBM oleh nelayan kata Rendra, memang beresiko terkena dugaan tindak pidana seperti penimbunan atau penggunaan BBM bersubsidi. "Kita sudah komunikasi secara informal dengan Kapolres, kita minta agar persoalan nelayan membeli BBM tolong diberikan keleluasaan," harap Rendra.

Soalnya beber Rendra, pembelian BBM oleh nelayan itu, dikira penimbunan kalau membeli banyak. Padahal tidak demikian. "Karena ada banyak nelayan yang tidak hanya memiliki satu kapal. Biasanya, nelayan itu membeli BBM dari beberapa SPBU di Kabupaten Malang," katanya.

BBM yang mereka beli tambah Rendra, adalah BBM yang disubsidi oleh pemerintah. "Saya hanya khawatir aparat kepolisian di lapangan menangkap para nelayan yang membeli BBM dari berbagai SPBU yang berskala besar," ujarnya.

Rendra mencontohkan, di Pelabuhan Sendangbiru saja, jatah dua tangki solar, tidak mencukupi bagi kapal nelayan untuk melaut mencari ikan. Jatah yang dikirim Pertamina tersebut masih sedikit dibandingkan kebutuhan untuk menangkap ikan.

"Sehingga, banyak nelayan yang langsung membeli di berbagai SPBU di daerah lain di Kota Malang. Hal itu untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kadang menggunakan sepeda motor dan mobil. Saya minta polisi jangan asal tangkap dulu sebelum jelas pembuktiannya," harap Rendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com