Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Kritis Jadi Taman Kupu-kupu

Kompas.com - 22/02/2012, 03:51 WIB

Yulvianus Harjono 

Dari ulat berbulu yang menjijikkan berubah jadi sebuah kupu-kupu berwarna-warni yang cantik. Inilah metamorfosis drastis yang terjadi dalam areal seluas 4,8 hektar di Desa Tanjung Manis, Kelurahan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Tempat yang dinamai Taman Kupu-Kupu Gita Persada ini kini layaknya arboretum mini. Di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman, seperti pohon keras, buah-buahan, perdu, serta semak-semak. Yang paling khas dan mencolok adalah kehadiran ribuan kupu-kupu di antara tanaman-tanaman ini.

Di areal yang masuk di kawasan hutan register 19 yang juga menyangga Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman itu kini hidup 160 spesies kupu-kupu, seperti Papilio peranthus, Cethosia hypsea serta dua spesies langka, yaitu Graphium agamemnon dan Troides helena.

Kupu-kupu Troides punya penampilan mencolok, bentangnya yang lebar hingga 17 sentimeter dan memiliki warna dominan hitam dengan corak kekuning- kuningan. Uniknya pula, spesies yang dilindungi ini justru merupakan populasi umum di Taman Kupu-Kupu Gita Persada.

Padahal sebelum dilakukan konservasi menjadi taman kupu-kupu oleh Yayasan Sahabat Alam pada akhir 1990-an hanya ditemui 7 spesies kupu-kupu di kawasan ini. Itu pun tidak ada jenis Troides helena yang menjadi salah satu ikon spesies di taman kupu-kupu ini. Kawasan berlereng terjal ini dulunya gundul alias lahan kritis.

”Dulu, ini kawasan tempat perambahan hutan. Lahannya diganti dengan tanaman singkong, kopi, dan kakao. Setelah itu, kami rehabilitasi, menanaminya dengan beragam tanaman. Setelah kembali hijau, kupu-kupu banyak berdatangan lagi,” tutur Martinus, pengelola taman kupu-kupu tersebut.

Keragaman vegetasi

Menurut Martinus, kunci dari kesuksesan mengembalikan keragaman kupu-kupu di sebuah ekosistem buatan semacam ini yaitu dengan memperbanyak keragaman vegetasi yang menjadi habitat sekaligus induk untuk pakan larva kupu-kupu (ulat). Setiap larva ternyata punya pakan yang sangat beragam.

Graphium agamemnon, misalnya, suka memakan daun bunga cempaka. Papilio peranthus dikenal gemar tinggal di tanaman jeruk. ”Tanaman pakannya sangat beragam. Ada yang tanaman merambat, perdu-perduan, sampai jenis jahe-jahean. Makanya, dijaga betul keragamannya,” ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com