Mujianto Dipastikan Waras
Demikian kesimpulan yang disampaikan dokter spesialis kejiwaan dari Kepolisian Daerah Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Roni Subagyo.
”Tidak ditemukan kelainan jiwa dan gangguan jiwa berat. Namun, ada indikasi anomali menyukai sesama jenis di dalam diri tersangka,” kata Roni kepada wartawan seusai melakukan pemeriksaan dan tes kejiwaan terhadap pemuda asal Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Nganjuk, itu.
Roni menjelaskan, tersangka membunuh para korban dengan kesadaran yang didasari perasaan cemburu. Sama halnya seperti orang berpacaran, ketika yang perempuan digoda lelaki lain, pacarnya akan marah. ”Karena membunuh dengan sadar, ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu,” kata Roni.
Kepala Polres Nganjuk Ajun Komisaris Besar Anggoro Sukartono mengatakan menyerahkan sepenuhnya penjelasan atas pemeriksaan Mujianto kepada Kepala Bagian Operasi Polres Nganjuk Komisaris Suseno Warih.
Suseno mengatakan, sampai sekarang polisi masih fokus pada pemeriksaan kesehatan kejiwaan dan kepribadian tersangka. Di samping itu, pihaknya juga berusaha mengungkap identitas sembilan korban lain yang sampai saat ini belum dapat diketahui pasti.
”Kami masih kesulitan mencari dan mengungkap korban lain yang masih hidup yang kami yakini sebagai korban hidup, terkecuali yang sudah kami temukan enam korban, empat meninggal dunia dan dua korban selamat,” kata Suseno.
”Tersangka kami jerat dengan Pasal 340 subsider 338 juncto 365, maksimal hukuman mati,” kata Suseno.
Parni (55), orangtua angkat Mujianto, menyatakan, pihak keluarga tidak tahu-menahu atas perilaku menyimpang Mujianto sebagai kaum homoseksual hingga menyeretnya sebagai tersangka pembunuh pasangan gay-nya. ”Saya tidak tahu kalau dia suka sama laki-laki karena selama ini kami sekeluarga jarang ketemu,” ujarnya.
Menurut Parni, semasa anak-anak, Mujianto menyukai permainan anak perempuan, yaitu memasak.
Terpopuler
Now Trending
