Vaksin flu burung
Dr Fera Ibrahim, SpMK, koordinator konsorsium riset vaksin flu burung, menyatakan, saat ini sudah ada sejumlah prototipe vaksin DNA berbasis rekayasa genetik. Prototipe vaksin itu sudah diuji imunogenisitasnya pada mencit untuk melihat efektivitas proteksi. Hasilnya, ada respons imun dari mencit.
Saat ini sedang dievaluasi untuk mendapatkan komposisi vaksin yang paling efektif. Kemudian akan dilakukan uji toksisitas dan uji klinik. ”Jika semua lancar, vaksin bisa digunakan masyarakat 4-5 tahun mendatang,” kata peneliti dari Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi Fakultas Kedokteran UI itu.
Konsorsium antara lain beranggotakan FKUI dan FTUI, Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga, Lembaga Biologi Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, serta PT Bio Farma sebagai mitra industri. Pembentukan konsorsium diinisiasi Kemenristek yang mengucurkan dana untuk riset strategis.
(ATK/JON/ARN/BAY/EGI/WIE/ODY/DEN/UTI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.