Sydney, Selasa -
Menurut Greg Griffin, Ketua Adelaide United, Selasa (14/2), Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS) sebaiknya tidak memberikan keputusan sementara yang kemudian memulihkan keberadaan Persipura yang dianggap sebagai klub yang bermain di liga ilegal.
Seperti diketahui, Persipura Jayapura merupakan klub yang bermain di Liga Super Indonesia (LSI) yang tidak diakui PSSI. Sementara kompetisi yang diakui PSSI hanyalah Liga Primer Indonesia (LPI). Artinya, yang berada di luar LPI tidak diizinkan bermain di Liga Champions AFC.
AFC telah menetapkan jadwal pertandingan play off Liga Champions. Adelaide United akan menjamu Persipura di Stadion Hindmarsh, Adelaide, Kamis (16/2).
Selain partai Adelaide United versus Persipura, dalam situs resmi AFC juga diumumkan tiga partai play off lain yang
Griffin menilai keputusan sementara CAS tersebut cacat. Sebaiknya semuanya dilakukan setelah ada keputusan akhir. Akibat putusan tersebut, lanjutnya, baik PSSI, AFC, maupun Adelaide United memiliki argumentasi yang berbeda-beda.
Apalagi, kata Griffin, apabila ternyata babak play off itu dilaksanakan, tentu hasil tersebut bisa dibatalkan jika kemudian ternyata CAS mengeluarkan putusan final soal gugatan Persipura berbeda dengan keputusan sementara.
”Secara tidak langsung, CAS sudah mengakomodasi klub yang merupakan pemberontak (pada induk organisasi di negaranya),” ujarnya.
Tentu, tambahnya, kejadian ini memperlihatkan bahwa FIFA telah berjalan mundur. Sebab, sebelumnya hanya kesebelasan dalam liga yang diakui bisa tampil di turnamen resmi.
Sementara itu, di Jakarta, Ketua Harian Persipura La Siya menjelaskan, ada enam pemainnya yang tidak bisa berangkat ke Australia karena masalah keimigrasian. Mereka adalah Ortizan Salossa, Victor Pae, Daniel Tata, Zah Rahan, Bio Paulin, dan Yoo Jae Hoon.
Jacksen F Tiago, Pelatih Persipura, menegaskan telah menyiapkan pemain pengganti untuk mereka yang tidak bisa berangkat.