SEMARANG, KOMPAS
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Jumat (27/1), meminta Pemerintah Kabupaten Semarang dan Tim Pengadaan Tanah untuk segera menyelesaikan masalah tersebut agar pembangunan dapat terlaksana sesuai target. Hal ini ditegaskan Bibit saat meninjau pelaksanaan proyek pembangunan jalan tol di Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Bupati Semarang Mundjirin menyebutkan, pihaknya sudah menawarkan harga tanah sesuai dengan kriteria, yakni Rp 65.000- Rp 180.000 per meter persegi, tetapi warga meminta harga minimal Rp 100.000 per meter persegi. ”Kami akan tetapkan batas waktu. Jika tidak juga tercapai kesepakatan, langkah terakhir adalah konsinyasi,” kata Mundjirin.
Selain tanah warga, hingga kini masih ada sekolah dasar (SD) yang belum direlokasi, yaitu SD Negeri Kandangan 02, SDN Kandangan 04, SDN Klepu 01, TK Mekar Sari, dan SDN Bawen 04. Padahal, pembangunan fisik sudah berlangsung di sekitar sekolah, terutama di SDN Kandangan 02 dan SDN Kandangan 04, serta SD Klepu 01.
”Sebetulnya tanah untuk relokasi sudah siap, tetapi pelaksana proyek hanya memberi waktu dua bulan. Padahal belum tentu pembangunan bisa selesai dalam waktu dua bulan. Sementara tidak mungkin membuat tenda darurat untuk belajar anak-anak di tengah cuaca buruk seperti sekarang,” ujar Mundjirin.
Menanggapi hal itu, Bibit menegaskan, berbagai permasalahan tersebut harus mendapatkan prioritas utama untuk diselesaikan. Untuk relokasi sekolah, dia meminta kontraktor untuk tidak merobohkan bangunan sekolah sebelum ada bangunan baru.
”Selesaikan dulu yang penting. Jangan sampai pembangunan berjalan, tetapi masih ada masalah di sana sini. Kalau yang penting-penting sudah selesai, baru kerjakan yang lain supaya pelaksanaannya lancar,” kata Bibit.