Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk Dorong Harga Timah

Kompas.com - 25/01/2012, 02:51 WIB

Jakarta, Kompas - Cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan terakhir berdampak pada kenaikan harga timah. Cuaca buruk mengganggu transportasi dan produksi timah sehingga pasokannya berkurang. Kenaikan harga juga dipicu penurunan pasokan timah dari China sekitar 38 persen.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Syahrul R Sempurnajaya, Selasa (24/1), mengatakan, pada akhir perdagangan pekan lalu, harga timah di pasar London Metal Exchange ditutup pada harga 22.000 dollar AS per metrik ton. ”Kenaikan itu adalah kenaikan pertama kali sejak dua bulan terakhir. Bulan Desember, harganya masih 20.000 dollar AS per metrik ton,” katanya.

Dia mengatakan, peningkatan harga justru terjadi saat Indonesia kembali mengekspor timah per 1 Januari 2012. Sebelumnya, para produsen sepakat menghentikan ekspor sementara pada 1 Oktober-31 Desember 2011. ”Peningkatan harga saat ini lebih disebabkan cuaca buruk yang mengganggu proses pengangkutan dan produksi,” ujarnya.

Menurut Syahrul, selama bulan Desember, pasokan timah dari China juga turun sekitar 38 persen. Akibatnya, permintaan impor timah dari China ikut naik sehingga harga di pasar internasional ikut terdongkrak. Harga timah terendah sepanjang tahun 2011 mencapai 19.100 dollar AS per metrik ton, sementara tertinggi di posisi 33.250 dollar AS per metrik ton.

Dari pantauan Bappebti, kenaikan harga itu juga berimbas positif ke harga pasir timah di tingkat penambang rakyat. Harga pasir timah di Bangka mencapai Rp 90.000 per kg, sementara pada bulan September-Desember harganya baru Rp 60.000 per kg.

Sejak 15 Desember 2011, balok timah diperdagangkan di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) dengan kode INA-TIN. Bagi BKDI, perdagangan timah menjadi perdagangan pasar fisik pertama. Besarnya produksi timah Indonesia menjadi dasar terobosan tersebut.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Indonesia sebagai produsen timah, yang menguasai 70 persen produksi dunia, sudah seharusnya memiliki posisi tawar yang kuat dalam penentuan harga timah dunia.

Sepanjang tahun 2011, ekspor timah naik 37,42 persen menjadi 2,35 miliar dollar AS. Adapun volume ekspor timah sepanjang tahun lalu 96.019,76 ton, atau naik 3,82 persen dari tahun 2010 sebanyak 92.486,68 ton. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com