Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Keterlibatan Artha Graha, Pengacara Nunun: Nantilah!

Kompas.com - 22/12/2011, 22:49 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu missing link dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia adalah pihak yang berkepentingan dengan terpilihnya Miranda Swaray Gultom. Cek perjalanan yang digunakan sebagai alat suap dibeli bank Artha Graha melalui Bank Internasional Indonesia.

Salah satu saksi yang mengetahui perjalanan cek perjalanan tersebut, Ferry Yen, telah meninggal dunia. Keterlibatan Ferry dalam pusaran kasus ini bermula pada pertengahan 2004 ketika dia bersama PT First Mujur Plantation and Industry membuat perjanjian bisnis. Kedua pihak sepakat membeli lahan seluas 5.000 hektar untuk perkebunan kelapa sawit senilai Rp 75 miliar di Sumatera.

Dalam perjanjian itu, First Mujur menanggung 80 persen biaya pembelian dan sisanya ditanggung Ferry. First Mujur kemudian mengajukan kredit berjangka ke Bank Artha Graha dan cair dana dalam bentuk cek, lantas diserahkan kepada Ferry.

Ferry kemudian meminta cek tersebut dalam bentuk cek perjalanan dalam pecahan Rp 50 juta-an. Namun, karena Bank Artha Graha tak menerbitkan cek perjalanan, mereka lantas memesannya ke Bank Internasional Indonesia (BII).

Namun, entah dari mana asalnya, belakangan cek perjalanan tersebut telah berpindah tangan ke Nunun dan disalurkan oleh orang terdekatnya, Arie Malangjudo, ke sejumlah anggota DPR periode 1999-2004 sebagai suap untuk memenangkan Miranda. Inilah salah satu missing link terbesar dalam kasus suap pemilihan DGS BI.

Di Jakarta, Kamis (22/12/2011), pengacara Nunun, Ina Rachman, yang ditanya soal keterlibatan Bank Artha Graha milik pengusaha Tommy Winata dalam pusaran kasus ini hanya mengatakan, "Nantilah. Kami bicaranya nanti setelah ada pemeriksaan, baru bicara substansi hukum."

Menurut Ina, jika bicara substansi kasus tersebut saat kondisi Nunun baru saja dinyatakan sehat setelah dirawat di RS Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, dikhawatirkan kesehatan kliennya bakal turun kembali. "Nanti kalau bicara substansi, kondisi ibu drop lagi kan enggak diperiksa-periksa," ujar Ina. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com