Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Babo Punya Sejarah Perang

Kompas.com - 14/12/2011, 10:18 WIB
Subur Tjahjono

Penulis

TELUK BINTUNI, KOMPAS.com - Nama Bandar Udara Babo, Papua Barat, mungkin kurang populer sekarang. Namun, bandara di Distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, itu pernah menjadi ajang perang dunia II antara Jepang dan Sekutu tahun 1940-an.

Cerita sejarah ini muncul kembali, setelah BP, perusahaan operator minyak dan gas bumi dari Inggris, mengeksplorasi gas di sekitar Teluk Bintuni.

Bandara ini merupakan tempat terakhir yang dapat didarati pesawat baling-baling jenis dash dari Manokwari atau Biak.

Salah satu karyawan senior BP, Hamzah Rumalean (55), bercerita, saat membenahi bandara tersebut tahun 2002 dengan membersihkan ranjau, tim BP menemukan 360 bom. Pembersihan ranjau dibantu ahli zeni tempur TNI Angkatan Darat.

"Sebelumnya bandara itu didarati Merpati Twin Otter," tutur Hamzah, yang biasa dipanggil Hans, Rabu (14/12/2011), di Babo.

BP mengaspal bandara itu, sehingga bisa didarati pesawat Dash.

Manajer Lapangan LNG Tangguh yang dimiliki BP, Ezhar Manaf, sehari sebelumnya menunjukkan foto bandara sebelum dan setelah diaspal. Sebelum diaspal, landasan bandara hanya berupa pengerasan batuan dan kerikil.

"Menurut cerita orang-orang tua, perangnya sekitar tahun 1938. Tentara sekutu mengebom bandara ini," tambah Hans.

Waktu itu Babo juga pusat perdagangan yang ramai. "Penduduk kadang kadang masih menemukan sisa sisa peluru," tambah Hans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com