Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam Minta Warga Ambon Berdamai

Kompas.com - 14/12/2011, 03:19 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta seluruh masyarakat Ambon untuk melakukan upaya damai. Hal ini disampaikan Djoko terkait sebuah peristiwa bentrokan yang terjadi di Ambon hari ini, Selasa (13/12/2011) pukul 01.15 WIT.

Bentrokan ini terjadi antara Kampung Urimeseng dan Airmata. "Muara bentrok dari masyarakat Ambon sendiri. Harus ada keinginan menjaga suasana damai dari mereka," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Terkait solusi perselisihan kedua kelompok tersebut, Djoko mengatakan, hal tersebut masih memerlukan pengelolaan yang telaten.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar menjelaskan, bentrokan ini berawal dari aksi saling lempar batu, petasan, dan panah di antara dua kelompok warga desa tersebut.

Akibat aksi ini, terdapat 16 korban luka-luka dan empat rumah warga terbakar. Nama dari 16 korban luka belum diketahui.

"Dari penyisiran di tempat kejadian juga ditemukan bom molotov. Sementara itu, korban luka ada yang mengalami luka di kepala akibat terkena lemparan batu, ada juga luka di bagian tubuh lain. Situasi ini sangat tidak kita harapkan," ujar Boy di Gedung Humas Polri, Jakarta.

Boy mengungkapkan, sejauh ini belum diketahui motif bentrokan di antara dua kelompok tersebut karena masih dalam pemeriksaan pihak yang terlibat.

Ia berharap masyarakat Ambon menahan diri agar tidak terprovokasi aksi bentrok ini. Selain itu, ia juga meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mengimbau warga yang bertikai.

"Diharapkan, warga tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan. Saling menahan diri karena akibat tawuran ini menimbulkan kerugian material di dua belah pihak," tuturnya.

Untuk mengamankan situasi di Kota Ambon, kata Boy, Polda Maluku juga dibantu oleh TNI dan tokoh masyarakat menenangkan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com