Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham Samad Hasil Tarik-menarik Politik

Kompas.com - 05/12/2011, 21:52 WIB
Budiman Tanuredjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terpilihnya Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2011-2015 adalah hasil tarik-menarik kepentingan politik di Dewan Perwakilan Rakyat. Tarik-menarik kepentingan politik kentara ketika Yunus Husein–yang disebut-sebut dijagokan pihak Istana–tidak terpilih sebagai Pemimpin KPK serta tak terpilihnya Ketua KPK Busyro Muqoddas.

"Abraham Samad terpilih karena kompromi politik itu," kata Ketua BP Setara Institute Hendardi di Jakarta, Senin.

Samad bersama Bambang Widjojanto mendapat dukungan penuh, yakni 55 suara anggota Komisi III DPR. Namun, menurut Hendardi, Samad dihadapkan pada tuntutan yang tidak ringan. Paling tidak ada empat pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan.

Pertama, bagaimana KPK menuntaskan kasus Bank Century. Kedua, bagaimana KPK mengungkap tuntas nama-nama yang telah disebut Nazaruddin. Ketiga, bagaimana KPK bisa menangkap Nunun Nurbaeti. Keempat, mengungkap dugaan korupsi yang diduga dilakukan anggota Badan Anggaran DPR.

Secara internal, Samad harus bisa membangun komunikasi dengan penegak hukum lain untuk sama-sama membangun komitmen yang sama untuk memberantas korupsi. Dan yang tak kalah pentingnya, kata Hendardi, bagaimana Samad mampu melahirkan penyidik independen yang bukan berasal dari Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com