Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menebang Pohon demi Perpustakaan

Kompas.com - 25/11/2011, 17:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

"Anggaran itu habis untuk guru honorer yang jumlahnya 4-5 orang, jadi tidak cukup untuk kebutuhan lain," ujar Edi.

Alam rupanya memberikan solusi kemudahan bagi manusia. Dua buah pohon akasia berukuran besar akhirnya dipotong sebagai bahan dasar membuat perpustakaan berukuran 3x7 meter dan sebuah kantin. Keputusan memangkas pohon yang sudah udzur itu terbilang berat bagi Edi.

"Karena ada pohon akasia, biarlah ini kami korbankan Akasia kami tumbang, dan akhirnya tercipta perpustakaan ukuran 3 x 7 meter," tutur Edi.

Pada waktu itu, kata Edi, memang ada program penghijauan, tetapi keputusan menebang terpaksa diambil karena uang sumbangan Rp 70.000 per anak masih tidak mencukupi.

"Kami kira untuk manfaat yang lebih banyak jadi pohon itu tak apalah ditumbang. Selain kayunya bisa jadi perpustakaan, kayu itu juga bisa dijadikan kantin," papar Edi yang juga pendiri SDN 012 Silikuan Hulu.

Sebelum pohon ditebang, di bawah pohon rindang itu banyak pedagang makanan yang berjualan sehingga membuat kondisi sekolah berantakan. Dengan menebang pohon itu, para pedagang dipindahkan ke sebuah bedeng dari kayu yang diambil dari pohon Akasia itu.

"Setelah itu bantuan dari Tanoto Foundation datang sebanyak 120 buku pinjaman. Awalnya berat karena kalau hilang harus ganti. Tapi kami pikir tak apa demi anak-anak," imbuhnya.

Alhasil, perpustakaan yang diapit ruang kelas dan ruang guru itu kini ramai dikunjungi siswa. Dengan ratusan koleksi judul buku mulai dari fiksi, non-fiksi, ensiklopedia menjadi santapan sehari-hari siswa-siswi SDN 012 Silikuan Hulu.

Ruangan itu memang sederhana hanya terbuat dari kayu bahkan lampu penerangan pun tidak ada. Tetapi, Edi berharap dari ruang kecil itu, sekolahnya bisa mencetak anak-anak yang sukses di kemudian hari. Pohon Akasia yang sebelumnya ditebang pun kini sudah diganti dengan dua buah pohon Ketapang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com