Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Dalami Kaitan Bom Solo dan Ambon

Kompas.com - 28/09/2011, 03:36 WIB

Jakarta, Kompas - Kepolisian memastikan pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah, adalah Ahmad Yosepa alias Hayat (31), salah satu buronan pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro di Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon. Polisi pun masih mendalami keterkaitan aksi bom bunuh diri di Solo itu dengan peristiwa temuan dan ledakan bom di Ambon beberapa hari terakhir ini.

”Pelaku bom bunuh diri adalah Ahmad Yosepa alias Hayat,” kata Kepala Divisi Humas Kepolisian Negara RI (Polri) Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (27/9). Anton didampingi Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Mussadeq dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana.

”Tanggal 5 April 2011, ia (Hayat) mengantarkan Muhammad Syarief (pelaku bom bunuh diri) ke Masjid Adz-Dzikro,” kata Anton. Hayat diduga terlibat dalam aksi perusakan Alfamart di Cirebon tahun 2010.

Mussadeq mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan forensik, baik sidik jari, gigi, maupun tes genetika (DNA), dapat dipastikan bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton adalah Pino Damayanto alias Ahmad Urip alias Ahmad Yosepa alias Hayat. ”Tidak terbantahkan,” katanya.

Menurut Mussadeq, Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri telah memeriksa sidik jari dan DNA pelaku bom bunuh diri dengan data pembanding. Dari pemeriksaan itu, data pembanding cocok (match) dengan data pelaku bom bunuh diri. Terkait pemeriksaan DNA, pihak kepolisian mengambil data pembanding dari ibu kandung pelaku, Hindun. Kemarin, jenazah Hayat dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Setelah mengidentifikasi pelaku, kata Anton, polisi terus menindaklanjuti penyelidikan. Polisi memburu empat buronan dalam kasus bom bunuh diri di Cirebon, yaitu Heru Komarudin, Yadi al Hasan alias Abu Fatih, Beni Asri, dan Nanang Irawan.

Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Ajun Komisaris Besar Listyo Sigit Prabowo mengatakan, polisi telah melakukan langkah-langkah perburuan terhadap jaringan Hayat. Polisi memburu rekan Hayat yang sempat terlihat oleh warga di sekitar GBIS Kepunton.

Secara terpisah, Juru Bicara I Imaroh Markazziyah Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abdul Rochim Ba’asyir membantah Hayat adalah anggota JAT seperti disebutkan Polri. ”Saya tanya rekan-rekan di Solo, tidak kenal sosok ini. Memang belum tanya JAT Cirebon. Yang pasti Hayat tidak ada dalam daftar anggota kami,” katanya.

Menurut Anton, pihaknya menyelidiki keterkaitan peristiwa ledakan bom bunuh diri di Solo dengan temuan dan ledakan bom di Ambon dalam beberapa hari terakhir ini. ”Apa ada kaitan belum ditemukan. Namun, kami dalami,” ujar Anton.

Pengamat intelijen Wawan Purwanto mengungkapkan bahwa jaringan kelompok radikal telah menyiapkan dan membaiat lima orang untuk menjadi pelaku bom bunuh diri. ”Masih ada sembilan orang lagi yang sudah disiapkan, tetapi belum dibaiat,” katanya.

Oleh karena itu, aparat perlu mempersempit pergerakan orang-orang tersebut. Pemerintah juga perlu serius membuat program deradikalisasi, antara lain menertibkan situs-situs yang memuat atau menyebarkan paham radikal. (EKI/ATO/FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com