Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang Kampung, Satu Keluarga Tewas

Kompas.com - 28/08/2011, 10:53 WIB

PAREPARE, KOMPAS.com — Tenggelamnya kapal feri Windu Karsa yang mengangkut 104 penumpang dan menewaskan 12 orang meninggalkan duka mendalam menjelang hari raya Idul Fitri. Anwar (50) tewas bersama istrinya, Lina (48), dan dua anak mereka, yaitu Hesti (24) dan Linda (20). Sementara adik Anwar bernama Anti selamat.

Keluarga itu dalam perjalanan mudik ke Kolaka, Sulawesi Tengah, untuk berkumpul bersama keluarga besar merayakan Idul Fitri. Anwar adalah karyawan PT Telkom Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang terakhir bertugas di bagian kabel bawah tanah.

Ditemui Kompas.com Sabtu (27/8/2011) malam, Kadir, kerabat dekat korban, mengaku mengetahui musibah yang menimpa satu keluarga tersebut dari pemberitaan salah satu televisi swasta.

"Awalnya saya tidak yakin, tapi setelah melihat berita yang sama untuk kedua kalinya di stasiun TV lain, perasaan saya mulai tidak enak. Dia mantan atasan saya di Telkom dan sudah bersama selama 20 tahun," tutur Kadir dengan suara parau.

Seusai melihat pemberitaan di televisi, kata Kadir, beberapa kali dia berusaha menghubungi telepon seluler milik korban. Tidak ada jawaban. Usaha tersebut kembali dilakukannya pada subuh hingga pagi tadi, tetapi tetap tidak berhasil.

"Karena penasaran, pagi tadi saya ke kantor Telkom untuk mencari tahu kebenaran informasi televisi. Di situ kami mendapat kejelasan kalau korban bersama istri dan dua anaknya ikut tewas dalam musibah tersebut," paparnya.

Kadir mengaku, terakhir bertemu korban, bersama istri dan dua putrinya, Jumat (26/8/2011) pagi, sesaat sebelum keluarga tersebut meninggalkan Kota Parepare menuju Kolaka, Sulteng.

Almarhum Anwar sempat menitip kunci rumah dan kunci motornya kepada Kadir dan berpesan agar sementara menjaga rumah yang baru tiga bulan dihuninya selama dia pergi. Korban bahkan masih sempat meneleponnya pada Jumat siang kemarin dan mengabari mereka sudah di perairan Bone.

"Tiap jelang Lebaran mereka memang rutin ke Kolaka. Keluarga besar mereka memang tinggal di sana, termasuk seorang putrinya yang bekerja sebagai dokter gigi. Saya dan istri langsung menangis waktu tahu kalau beliau sekeluarga meninggal dalam musibah tersebut," tutur Kadir.

Secara terpisah, Ketua RT 03 tempat Anwar tinggal, Syarifuddin Syam, mengatakan, keluarga korban dikenal baik dan bergaul luas di tengah lingkungannya. Selain aktif di kegiatan kemasyarakatan, keluarga korban juga dikenal supel dalam bergaul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com