Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyeberangan Bajoe-Kolaka Terganggu

Kompas.com - 28/08/2011, 02:08 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Penyeberangan dari Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menuju Kolaka, Sulawesi Tenggara, terganggu menyusul kecelakaan yang menimpa KMP Windu Karsa di perairan Teluk Bone, Sabtu (27/8) pukul 00.15 Wita.

Tim SAR Kabupaten Kendari menyatakan, hingga Sabtu pukul 18.00 Wita, 93 orang ditemukan selamat, 12 meninggal, dan 15 lainnya masih dalam pencarian.

”Data penumpang yang belum ditemukan itu diperoleh dari warga yang melaporkan keluarga, kerabat, atau teman mereka berada di kapal, tetapi belum diketahui nasibnya,” kata Kepala Kantor SAR Kendari Djonny Sitorus.

KMP Windu Karsa bertolak dari Pelabuhan Bajoe, Jumat pukul 14.25 Wita, menuju Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang berjarak 136 kilometer atau ditempuh dalam perjalanan sekitar sembilan jam. Enam belas kilometer menjelang pelabuhan tujuan, kapal milik PT Bukaka Lintas Tama ini karam.

Kecelakaan ini mengakibatkan penyeberangan dari Bajoe menuju Kolaka sedikit terganggu. Dari tujuh pemberangkatan yang dijadwalkan pada Sabtu, hanya empat yang bisa dilaksanakan. Keempatnya adalah KMP Kota Muna (menuju Kolaka), menyusul KMP Kota Bumi, KMP Citra Mandala Abadi, dan KMP Tuna setiap dua jam sejak pukul 14.00 Wita.

”Penyeberangan kami kurangi karena tiga kapal lainnya kami fokuskan untuk membantu evakuasi korban KMP Windu Karsa,” ujar Syahbandar Pelabuhan Bajoe Andi Abbas melalui saluran telepon.

Korban dan penumpang

Sama dengan keterangan Djonny Sitorus, Koordinator Pos SAR Kolaka Budiharjo menjelaskan, hingga Sabtu pukul 16.00 Wita tercatat 12 korban tewas dan 93 penumpang bisa diselamatkan.

Sebanyak 93 orang yang selamat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kolaka untuk menjalani perawatan. ”Namun, sebagian sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya baik,” kata Djonny.

Namun, SAR Kendari ataupun SAR Kolaka belum bisa memastikan berapa sesungguhnya jumlah total penumpang KMP Windu Karsa. Sebab, data manifes kapal tidak sesuai dengan laporan para korban dan keluarga korban yang mencari keluarga mereka.

Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten Kolaka Akbar, kemarin, misalnya, melaporkan bahwa Wakil Bupati Kolaka Suharian Muin adalah salah satu penumpang kapal yang mengalami musibah itu. Suharian Muin, menurut Akbar, menumpang kapal itu bersama salah satu anak dan ajudannya. ”Namun, wakil bupati sampai saat ini belum ditemukan,” kata Akbar.

Diperoleh keterangan, evakuasi pertama kali dilakukan dengan bantuan KMP Mishima yang tengah melintas dan dekat dengan lokasi musibah.

Hingga Sabtu petang, ada empat kapal yang bertahan di lokasi, khusus untuk memberikan bantuan pencarian korban. ”Kami masih bekerja untuk mengevakuasi dan mengidentifikasi korban,” ujar Budiharjo.

Belum diketahui

Penyebab kandasnya KMP Windu Karsa hingga Sabtu malam belum diketahui. Namun, Andi Abbas membantah kalau hal ini terjadi karena kapal kelebihan muatan. KMP Windu Karsa berdaya tampung 360 penumpang dan 38 unit kendaraan.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara Ajun Komisaris Besar Fahrurozzi mengatakan, hasil penyelidikan sementara diperoleh informasi bahwa penyebab tenggelamnya kapal akibat bocornya lambung bagian belakang. ”Namun, informasi ini masih harus didalami lagi,” kata Fahrurozzi.

Berdasarkan manifes, kapal bertolak dari Bajoe dengan mengangkut 85 penumpang, 20 kendaraan roda empat, dan 5 kendaraan roda dua.

Namun, saat musibah terjadi, jumlah korban yang berhasil dievakuasi hingga saat ini sudah mencapai 105 orang. ”Yang tercatat di manifes hanya 85, kami tidak tahu kalau ada yang naik tanpa tercatat,” kata Andi Abbas. Menurut Andi, KMP Windu Karsa menjalani perawatan terakhir kali pada 19 Mei 2011, dan sertifikasi keselamatan kapal masih berlaku hingga Desember 2012.

Pencarian korban

Untuk mencari penumpang yang hilang, tim pencari dari SAR Kendari, SAR Kolaka, TNI AL, kepolisian, dinas perhubungan, ataupun otoritas Pelabuhan Kolaka mengerahkan sejumlah kapal menyisir perairan sekitar Pulau Lambasina, lokasi tenggelamnya kapal itu pada sekitar pukul 23.50-00.30 Wita.

Pulau Lambasina terletak sekitar 17 kilometer arah barat Pelabuhan Kolaka. Namun, Djonny mengatakan, pencarian terkendala kondisi cuaca yang kurang baik. Tinggi gelombang di perairan itu mencapai 2 meter. Proses penyelidikan akan dilakukan oleh Polres Kolaka dibantu Polda Sulawesi Tenggara dan melibatkan Polda Sulawesi Selatan sebagai wilayah asal pemberangkatan kapal.

Peristiwa kecelakaan laut besar terakhir terjadi saat KM Acita 03 tenggelam di perairan Bau-Bau, 18 Oktober 2007. Saat itu, jumlah korban tewas 32 orang. (SIN/ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com