Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan HPP Hanya Efektif untuk Gabah

Kompas.com - 05/08/2011, 23:54 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com - Kenaikan harga pembelian pemerintah Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah hingga 15 persen sejak awal Agustus, hanya efektif bagi pembelian gabah di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Harga pembelian untuk beras belum mengejar harga di pasaran yang sudah terlampau tinggi.

Kepala Humas Perum Bulog Subdivre IV Banyumas Priyono, Jumat (5/8) mengatakan, kebijakan penaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras tersebut merupakan antisipasi atas lonjakan harga di pasaran yang rata-rata berkisar 10-15 persen. Penaikannya memang tidak signifikan, tapi kami harapkan mampu memacu pengadaan pangan yang sempat terhenti, ujarnya.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8/2011, HPP gabah kering giling (GKG) Rp 3.345 per kilogram (kg), sedangkan HPP beras Rp 5.060 per kg. Namun, sejak tanggal 3 Agustus, Bulog Jateng menaikkan HPP gabah kering menjadi menjadi Rp 4.100 per kg , dan untuk beras menjadi Rp 6.000 per kg.

Setelah sempat terhenti selama sebulan, dua hari ini, Bulog telah mengikat kontrak pembelian gabah lagi dengan mitra Bulog sebanyak 360 ton. Menurut dia, kebijakan penaikan HPP ini tercantum dalam Inpres yang menyebutkan bahwa Bulog diberi wewenang membeli beras di atas HPP. Sebab, lonjakan harga gabah dan beras di pasaran, dikhawatirkan mengancam pengadaan pangan di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Baru 54 Persen Data Perum Bulog Subdivre IV Banyumas yang membawahkan wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Banjarnegara, serapan beras hingga awal Agustus baru mencapai 51.300 ton, atau sekitar 54 persen dari target pengadaan hingga akhir tahun 95.000 ton.

Kendati demikian, Priyono menyadari kenaikan HPP untuk beras belum sebanding dengan harga di pasaran yang untuik jenis medium saat ini sudah mencapai Rp 6.700 per kg. Untuk itu, dia memfokuskan penyerapan untuk gabah kering panen yang harganya masih sekitar Rp 3.500 per kg. HPP yang baru sebesar Rp 4.100 per kg masih bisa membayar ongkos produksi gabah kering, tukasnya.

Terpisah Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas Agus Purwanto membenarkan, penaikan HPP untuk beras di wilayah Jateng tidak terlalu signifikan karena harga di pasaran sudah terlalu melambung. Tapi, untuk gabah, harga yang ditawarkan kemungkinan masih menarik.

Saat ini, produksi padi memang sedang turun. Selain gangguan hama wereng, sebagian besar petani hanya menjual 25 persen hasil produksinya, sedangkan sisanya disimpan sebagai jaga-jaga mengantisipasi kondisi kekeringan, jelas Agus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com