Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DAK Sekolah Aman Bencana Melenceng

Kompas.com - 04/08/2011, 12:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Alokasi Dana Alokasi Khusus atau DAK yang seharusnya mengalokasikan komponen anggaran untuk pembangunan sekolah aman bencana, ternyata meleset dari kemanfaatan yang diharapkan.

DAK Khusus Pendidikan lebih banyak digunakan untuk pembangunan nonfisik, padahal nilai pagu DAK ini pada tahun 2011 mencapai Rp 10 triliun.

"Komponen sekolah aman diusulkan dimasukkan ke dalam Dana Alokasi Khusus Pendidikan tahun 2011 yang nilainya Rp 10 triliun. Sayangnya penggunaan DAK tersebut tidak semua masuk ke fisik. Justru dominan ke aspek nonfisik," ungkap Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (4/8/2011) melalui pesan singkatnya.

Menurut Sutopo, hal tersebut sangat disayangkan karena banyak sekolah yang bisa jatuh menimpa guru dan murid dan menimbulkan korban. Apalagi catatan BNPB menunjukkan bencana tsunami Aceh tahun 2004 menghancurkan lebih dari 2000 sekolah di Yogyakarta pada 2006 menghancurkan 2.900 sekolah. Gempabumi Sumatra Barat 2009 merusak 241 sekolah, dan bencana di Mentawai menyebabkan 7 sekolah hancur.

"BNPB telah menyusun panduan sekolah aman bekerjasama dengan dibantu oleh beberapa pihak, seperti Kementerian Pendidikan Nasiona l, Bank Dunia, Kementerian Pekerjaan Umum, Institut Teknologi Bandung dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat," kata Sutopo.

Di samping perkuatan struktur, diusulkan adanya pelatihan kepada kontraktor dan panitia pengawas tentang teknik pelaksanaan dan pengawasan proses perkuatan struktur dan faktor keselamatan bangunan dan lingkungan sekolah.

Selain mengampanyekan sekolah aman, perlu disiapkan sistem pendidikan yang membangun kesadaran dan kemampuan anak-anak untuk tanggap bencana. ajar dan kurikulum bencana harus ada dan guru juga harus diajari agar peka dan responsif terhadap ancaman bencana," kata Sutopo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com