Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Memanas Lagi

Kompas.com - 02/08/2011, 05:32 WIB

Jayapura, Kompas - Baru saja mereda bentrokan antarkelompok pendukung politik di Puncak Jaya, yang menewaskan 18 orang, warga Provinsi Papua kembali dikejutkan aksi penyerangan yang menewaskan empat orang. Penyerangan itu terjadi pada Senin (1/8) subuh di jalan poros Koya-Abepura,

Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.

Satu dari empat korban penyerangan pada Senin pukul 03.00 itu diidentifikasi sebagai prajurit TNI AD yang bertugas di wilayah Papua, yakni Dominikus Keraf. Ia berpangkat prajurit satu. Tiga korban lainnya adalah warga sipil, yakni Titin Riyanti, Wisawan, dan Sardi. Aksi itu juga melukai sembilan warga lainnya.

Namun, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Wachyono menegaskan, secara umum, kondisi keamanan di wilayah Papua masih tetap kondusif.

Menyusul aksi penyerangan di jalan poros Koya-Abepura itu, aparat keamanan segera mengaktifkan penjagaan pos polisi di Nafri, Abepura, sebelum tanggal 17 Agustus.

Penyerangan di ruas jalan Koya-Abepura itu bukan baru kali ini. Pada 29 November 2010, di tempat yang sama juga terjadi penyerangan oleh kelompok bersenjata. Kala itu, seorang warga bernama Riswandi Yunus (35) tewas tertembak.

Titik lokasi penyerangan berada di puncak tanjakan dari arah Nafri yang menikung. Jalan itu berada di pinggang perbukitan, menghadap Teluk Youtefa.

Dalam penyerangan Senin kemarin, para pelaku memalang jalan dengan batang pohon. Menurut keterangan para saksi, setiap kendaraan diminta berhenti. Kemudian, para pelaku segera menyerang penumpang kendaraan. Selain menggunakan parang, para penyerang juga menggunakan senjata api.

Saat itu, korban Titin Riyanti dan Wisawan mengendarai Toyota Hilux bernomor polisi DS 5851 AD dari Koya menuju Abepura. Adapun korban lainnya yang bernama Sardi adalah sopir taksi jenis Mitsubishi L 300 bernomor polisi DS 7117 A, dari Arso ke Abepura. Ketiganya tewas di tempat. Sementara Pratu Dominikus Keraf tewas dua jam kemudian di RSUD Abepura. Belum jelas apakah Keraf merupakan penumpang taksi yang dikemudikan Sardi.

Wakil Ketua Komnas HAM perwakilan Papua Matius Murib mengharapkan polisi mampu mengungkap pelaku dan motif penyerangan di Nafri.

Hal senada dikemukakan Ketua Sinode Gereja Baptis di Papua Pendeta Dumma Socrates Sofyan Yoman. Menurutnya, aksi itu bukan budaya dan peradaban Papua, juga bukan tindakan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka. ”Itu tindakan dari OPM yang dipelihara pihak tertentu,” kata Socrates.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Senin, di Jakarta, menuturkan, partainya masih mengumpulkan data terkait dengan bentrokan antarkelompok pendukung politik yang melibatkan kader partainya. Namun, mengingat masalah ini sudah masuk ranah hukum, aparat penegak hukum harus profesional.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta semua pihak yang terlibat dalam bentrokan itu menahan diri. (JOS/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com