Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hektar Sawah Retak

Kompas.com - 14/07/2011, 08:49 WIB

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Puncak musim kemarau memang belum tiba, tetapi ratusan hektar lahan sawah di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terancam mati.

Para areal persawahan, yakni Desa Kuajang dan Tonyamang, misalnya, sudah dua bulan ini tidak tesentuh air. Distribusi air irigasi tak sanggup menjangkau lahan petani menyusul penurunan debit air di Sungai Sulewatang dan Kuajang sejak dua bulan terakhir.

Para petani cemas jika dalam sepekan mendatang hujan deras tidak segera turun, padi mereka terancam tak bisa diselamatkan lagi. Irigasi hanya dinikmati petani dua pekan setelah menanam.

Sejumlah petak sawah bahkan tak bisa diselamatkan lagi. Tanaman padinya mengering dan lahan sawah terlihat retak-retak karena sudah dua bulan tak dialiri air. Retakan tanah bahkan lebih dari 10 cm.

Para petani tak bisa berbuat apa-apa. Sistem pompanisasi dinilai tak mungkin diterapkan, selain jarak sungai dan lahan petani cukup jauh, sistem ini juga dianggap kurang efektif karena biayanya mahal.

Abdul Hamid, petani di Desa Kuajang, misalnya hanya pasarh melihat tanaman padinya. Dia hanya bisa berdoa siang dan malam agar hujan segera turun untuk menyelamatkan padinya yang teranncam mati.

"Kami hanya pasrah dan berdoa saja semoga hujan deras segera turun. Kami tak bisa berbuat apa-apa. Pakai sistem pompanisasi tidak mungkin karena sumber air jauh dari areal pertanian dan biayanya lebih mahal," ujarnya ditemui di sawahnya, Rabu (13/7/2011).

Menurut Abdul Hamid, jutaan rupiah telah diinvestasikan untuk biaya pengolahan hingga tanam dan pemupukan.

Para petani di dua desa ini berharap pemerintah bisa segera membenahi sistem irigasi untuk menampung debit air lebih banyak saat musim hujan untuk membantu irigasi lahan petani di lokasi ini. Kontur tanah yang berbukit di kawasan ini menjadi kendala lain bagi petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com