Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bawang Anjlok Seiring Panen Raya

Kompas.com - 08/07/2011, 03:07 WIB

BREBES, KOMPAS - Di tengah melambungnya harga bahan pokok menjelang Ramadhan, harga bawang merah dan bawang putih selaku bahan pelengkap bumbu dapur rumah tangga justru turun. Berdasarkan pantauan, Kamis (7/7), harga bawang merah anjlok karena pasokan hasil panen melimpah, sedangkan bawang putih turun karena serbuan bawang impor asal China.

Di sentra bawang merah Brebes, Jawa Tengah, sepekan terakhir harga komoditas tersebut turun seiring masa panen raya. Pasokan bawang dari Jawa Timur ikut menjadi penyebabnya. Situasi serupa terjadi di sentra bawang di Cirebon, Jawa Barat.

Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia Juwari mengatakan, pasokan melimpah karena petani di beberapa daerah sedang panen.

Saefudin Juhri (35), pedagang bawang merah di Brebes, mengatakan, harga bawang merah askip, yaitu bawang merah kering yang biasa dikirim ke luar Jawa, turun dari Rp 15.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram (kg). Sementara harga bawang merah untuk pasar Jakarta dan lokal turun dari Rp 10.000 menjadi Rp 8.000 per kg.

Sunarjo (60), petani di Desa Wangandalem, Kecamatan Brebes, mengatakan, penurunan harga bawang merah merugikan petani. Di tingkat petani, harga bawang turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 7.000 per kilogram.

Padahal, pada musim tanam ini, biaya yang harus ditanggung petani mahal, terutama untuk kebutuhan benih dan pestisida. Hal itu karena tanaman banyak terserang hama ulat. Untuk lahan seluas 1.800 meter persegi, rata-rata biaya yang dikeluarkan Rp 10 juta. Dengan hasil panen sekitar dua ton, ia hanya mendapatkan hasil Rp 14 juta.

Bunawi, petani bawang di Cirebon, juga merugi sampai puluhan juta rupiah. ”Untuk mengelola satu hektar (ha) lahan bawang merah, saya memerlukan Rp 70 juta-Rp 75 juta. Dengan harga turun seperti sekarang, saya maksimal memperoleh Rp 20 juta,” ujarnya.

Hal serupa dikhawatirkan Uyani (34), petani bawang merah di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang. Ia baru bisa panen sekitar dua minggu lagi. Saat panen itu tiba, ia berharap harga bawang merah tidak terus turun. ”Harga obat dan pupuk sangat mahal. Sekitar 75 persen dari biaya produksi bawang merah untuk pengelolaan lahan dan pupuk,” katanya.

Sementara itu, akibat derasnya impor dari China, harga bawang putih di Salatiga, Jawa Tengah, anjlok lebih dari 100 persen. Apabila pekan lalu harga bawang putih dijual Rp 22.000 per kg, kini tinggal Rp 10.000.

Di Pasar Blauran, Kota Salatiga, beberapa pedagang mengeluhkan penurunan harga tersebut. Harmi (45), pedagang, mengatakan, saat ini bawang putih banyak beredar di pasaran sehingga harganya turun. Karena itu, dia mengaku menahan stok untuk meminimalkan kerugian.

Harga bawang putih, kata Harmi, mulai turun sepekan terakhir. Penurunan terjadi sedikit demi sedikit hingga mencapai angka Rp 10.000 per kg.

Dengan harga yang rendah, pembelian pun meningkat. Namun, beberapa penjual mengaku tidak mendapat untung karena sebagian stok dibeli saat harga bawang merah yang kebanyakan berasal dari Brebes itu sedang tinggi.

Terkait dengan kenaikan harga beras, Perum Bulog Divre Jawa Timur belum berencana menggelar operasi pasar. Saat ini, Bulog masih berkonsentrasi menyerap beras dan gabah dari petani karena panen masih berlangsung di sejumlah daerah.

Kepala Bulog Divre Jawa Timur Murino Mudjono menuturkan, harga beras di daerah itu memang merangkak naik. Namun, saat ini panen masih berlangsung di semua kabupaten di Jawa Timur sehingga belum ada rencana operasi pasar.

Untuk menahan laju kenaikan harga beras, Bulog akan tetap menyalurkan beras untuk rakyat miskin (raskin). Saat ini, penyaluran raskin periode Juli-Agustus sedang berjalan.

Para pedagang beras dan pemilik penggilingan padi di wilayah Purwakarta, Jawa Barat, memburu gabah petani untuk menambah stok menjelang Ramadhan. Berkurangnya pasokan memicu kenaikan harga beras rata-rata Rp 600 per kilogram, beberapa pekan terakhir.

Aziz Jaelani (49), pedagang beras di Pasar Rebo, Purwakarta, mengaku harus berburu ke luar kecamatan, seperti Pasawahan, Pondoksalam, Jatiluhur, dan Wanayasa. Stok gabah dan beras petani setempat kini menipis.(ARA/UTI/WIE/REK/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com