Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaria Merugikan Pariwisata Flores

Kompas.com - 26/06/2011, 21:19 WIB

Mereka dapat menekan secara signifikan kasus penderita malaria klinis (gejala) di Sikka, yakni dari angka annual malaria incidence (AMI) Kabupaten Sikka tahun 2007 sebesar 350/1.000 menjadi 64/1.000 pada tahun 2011.

Kegiatan dimulai dari kontrol sarang vektor malaria, nyamuk Anopheles, dan penyemprotan Bacillus thuringiensis israelensis (BTi) , sejenis bakteri yang dapat memusnakan jentik nyamuk di tempat-tempat perindukan nyamuk.

Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan daerah massal (mikroskopis) mencapai 71.000 orang, di enam kecamatan di Sikka. Pemeriksaan darah massal penting dilakukan untuk dapat mengetahui secara pasti penderita positif malaria sehingga dapat ditangani secara tuntas dengan tepat, yakni dengan metode ACT (Artemisinin based Combination Therapy), terapi kombinasi.

Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah untuk pemeriksaan darah massal, apakah semua puskesmas di Flores sudah memiliki peralatan standar, begitu pula SDM-nya?

Masyarakat juga perlu disosialisasikan dulu soal epidemiologi dan patogenesis malaria supaya benar-benar memahami amat bahayanya penyakit ini sehingga mau diperiksa darahnya sekaligus diobati.

"Sering kali karena malaria sudah endemis, lalu dianggap penyakit yang biasa, sehingga soal sosialisasi (penganggaran) dianggap kurang penting oleh pemda," kata Trix.

Direktris Yaspem Maumere itu mencontohkan, tahun 2009 ketika Pemkab Sikka tak lagi gencar melakukan intervensi, pada tahun 2010 terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD), yakni mencuat 856 kasus DBD dan 9 orang meninggal.

Kegiatan pemberantasan sarang jentik malaria ternyata juga berdampak positif pada penurunan sarang vektor utama DBD, Aedes aegypti.

Akibat KLB DBD itu, Pemkab Sikka lalu menganggarkan lagi kegiatan pemantauan jentik dan sosialisasi tahun 2010. Dan dari Januari 2011 sampai saat ini kasus DBD berkurang menjadi 46 kasus dan ada 2 korban meninggal, tapi korban bukan dari Sikka, melainkan dari Ende.

"Rupanya ada kerawanan di Ende, dan Pemkab Ende perlu melakukan penanggulangan secara komprehensif pula," kata Trix.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com