Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.250 Ton Gula Impor Diduga Selundupan

Kompas.com - 13/06/2011, 11:23 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Sebanyak 2.250 ton gula pasir impor asal Thailand diduga diselundupkan ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Gula tersebut diselundupkan bersama dengan 9.000 ton kuota gula impor yang diberikan Menteri Perdagangan.

Demikian dikemukakan Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Batam Yudi Kurnain, Senin (13/6/2011). Ia mengaku memegang data gula impor yang masuk ke gudang di Terminal Batu Ampar, Batam.

"Kami baru saja melakukan sidak ke gudang di pelabuhan. Menurut petugas PT Persero, Budi namanya, total gula impor yang akan masuk sebanyak 11.250 ton. Padahal, kuotanya hanya 9.000 ton. Berarti ada 2.250 ton gula selundupan," kata Yudi.

Senin ini, Komisi II DPRD Kota Batam sedianya meminta penjelasan kepada sejumlah pihak terkait dalam rapat dengar pendapat. Mereka yang diundang antara lain Bea Cukai Batam, Badan Pengusahaan Batam, dan importir.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Kota Batam Achmad Hijazi mengatakan, informasi tentang rencana pemasukan 11.250 ton gula tersebut didapat di lapangan. Butuh klarifikasi ke pihak terkait untuk memastikan kebenarannya.

"Prinsipnya, gula impor di luar kuota adalah barang selundupan, bisa disita untuk negara. Soal sanksi, yang punya kewenangan dan ketentuan adalah BP Batam," kata Hijazi.

Secara terpisah, Pejabat Kepala Seksi Penindakan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam Nugroho Arif Darmawan menyatakan, data yang menyebutkan impor gula 11.250 ton itu tak benar. Gula yang masuk ke Batam sesuai dengan kuota, yakni 9.000 ton.

Direktur Lalu Lintas Barang Badan Pengusahaan (BP) Batam Fathullah menyatakan, Menteri Perdagangan telah memberikan izin impor gula dengan kuota sebanyak 9.000 ton. Rinciannya, 6.000 ton untuk Kota Batam, 1.500 ton untuk Bintan, dan 1.500 untuk Karimun.

Importir yang diberi izin sebanyak enam pengusaha. Mereka adalah PT Pro Kepri Berjaya (500 ton), PT Primato Sukses (2.250 ton), PT Putra Kepri Mandiri (2.250 ton), PT Sahabat Karya (500 ton), PT Pembangunan Kepri (1.500 ton), PT Batam Harta Mandiri (2.000 ton).

"Saat ini, harga eceran gula pasir di Kota Batam rata-rata Rp 9.000 per kilogram. Harga itu sebenarnya tergolong stabil. Namun, impor ini bertujuan agar harga gula pasir bisa lebih murah. Importir berjanji akan menjual dengan harga 90 persen dari harga pasaran," kata Fathullah.

Berdasarkan pemantauan, gula impor asal Thailand dengan diangkut kapal tongkang mulai masuk ke Terminal Batu Ampar, Batam, Rabu (1/6/2011). Kapal pertama adalah MV Royal Fortune yang mengangkut 39.000 karung dengan bobot total 1.950 ton.

Menurut Ramsel Bakkara, petugas perusahaan bongkar-muat barang PT Mutiara Lautan Kepri, kapal berikutnya adalah MV Hi Fong, MV For Isun, dan MV Jutawan. Masing-masing berdasarkan data yang dipegangnya mengangkut gula impor sebanyak 2.700 ton, 1.500 ton, dan 2.800 ton. Dengan demikian, bobot totalnya adalah 8.950 ton.

Pada 2010, Batam mengimpor 5.800 ton gula pasir dari Thailand dan Singapura. Sementara pada 2009, Batam mengimpor 3.000 ton gula pasir dari Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com